Sempat Ditangguhkan, Negara Eropa Lanjutkan Penggunaan Vaksin COVID-19 AstraZeneca

Sejumlah negara Eropa kembali melanjutkan penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca setelah mendapat hasil pengujian dari regulator.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 19 Mar 2021, 13:00 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2021, 13:00 WIB
Melihat Negara-Negara Uni Eropa Mulai Suntikan Vaksinasi COVID-19
Seorang penghuni Senior Centre Riehl menerima suntikan dosis vaksin COVID-19 di Senior Centre Riehl di Cologne, Jerman (27/12/2020). Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, vaksin Pfizer-BioNTech telah dikirimkan ke semua 27 negara anggota. (Xinhua/Tang Ying)

Liputan6.com, London - Negara-negara Uni Eropa akan memulai kembali penggunaan vaksin Oxford-AstraZeneca COVID-19 setelah regulator obat-obatan Eropa menyimpulkan bahwa vaksin itu "aman dan efektif".

Badan Obat-obatan Eropa (European Medicines Agency / EMA) mengkaji suntikan tersebut setelah 13 negara Uni Eropa menangguhkan penggunaan vaksin karena kekhawatiran terkait dengan pembekuan darah. Demikian seperti mengutip laman BBC, Jumat (19/3/2021). 

Ditemukan bahwa vaksin tersebut "tidak terkait" dengan risiko penggumpalan yang lebih tinggi.

Jerman, Prancis, Italia, dan Spanyol mengatakan mereka akan melanjutkan penggunaan vaksin.

Sementara itu, negara bagian UE akan memiliki pilihan masing-masing terkait keputusan apakah dan kapan mereka akan memulai kembali vaksinasi dengan menggunakan vaksin AstraZeneca

Swedia mengatakan butuh "beberapa hari" untuk memutuskan.

Saksikan Video Berikut Ini:

WHO Dorong Penggunaan AstraZeneca

Melihat Negara-Negara Uni Eropa Mulai Suntikan Vaksinasi COVID-19
Para staf bekerja di pintu masuk lokasi vaksinasi COVID-19 di Berlin, ibu kota Jerman (27/12/2020). Jerman sudah memberi suntikan pertamanya sehari lebih awal, hanya beberapa jam setelah menerima kiriman vaksin pertamanya. (Xinhua/Shan Yuqi)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Kamis (18/3) meminta negara-negara untuk terus menggunakan vaksin, dan akan merilis hasil tinjauannya sendiri ke dalam keamanan vaksin pada hari Jumat. 

Investigasi badan tersebut difokuskan pada sejumlah kecil kasus kelainan darah yang tidak biasa. 

Secara khusus, ia mengamati kasus trombosis vena serebral - pembekuan darah di kepala. Keputusan untuk menangguhkan penggunaan vaksin memicu kekhawatiran atas laju upaya vaksinasi di kawasan itu, yang telah dipengaruhi oleh kekurangan pasokan.

Perdana Menteri Prancis Jean Castex mengumumkan langkah-langkah baru untuk negaranya pada hari Kamis, mengatakan pandemi jelas semakin cepat dan "gelombang ketiga" infeksi tampaknya semakin mungkin terjadi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya