Benjamin Netanyahu Klaim Menang Pemilu Israel, Hasil Exit Poll Berkata Lain

Benjamin Netanyahu klaim menang di pemilu Israel, namun hasil exit poll atau hitung cepat berkata lain.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 24 Mar 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2021, 12:00 WIB
FOTO: Israel Terima Gelombang Pertama Vaksin COVID-19 Pfizer
PM Israel Benjamin Netanyahu menghadiri upacara untuk menandai kedatangan pesawat yang membawa gelombang pertama vaksin COVID-19 Pfizer di Bandara Internasional Ben Gurion, Tel Aviv, Israel, 9 Desember 2020. Israel memesan sekitar 8 juta vaksin Pfizer. (Xinhua/JINI/Marc Israel Sellem)

Liputan6.com, Tel Aviv - Benjamin Netanyahu mengklaim kemenangan pada pemilu Israel yang digelar Selasa (23/2). Akan tetapi, hasil exit poll atau hitung cepat menunjukan bahwa Partai Likud berpotensi kehilangan mayoritas.

Berdasarkan laporan Deutsche Welle, Rabu (24/3/2021), Partai Likud awalnya diprediksi meraih antara 31 dan 33 kursi di parlemen Knesset. Sementara, partai oposisi Lapid Yesh Atid meraih 16 hingga 18 kursi.

Kini, hasil exit poll menunjukan bahwa kedua partai kurang lebih seimbang sehingga tidak ada mayoritas.

Naftali Bennett, mantan sekutu Netanyahu, berkata kemungkinan harus sengketa di pengadilan. Pengamat politik juga memperkirakan Netanyahu akan kesulitan membangun koalisi pemerintah.

Sebelumnya, Netanyahu sudah keburu mengklaim bahwa pemilu Israel merupakan "kemenangan besar" bagi sayap kanan.

"(Pemilih) memberikan kemenangan besar kepada sayap kanan dan Likut di bawah kepemimpinan saya," ujar Netanyahu di Facebook dan Twitter.

Netanyahu lantas tidak mengulang pernyataan kemenangannya di malam pemilu. Hasil pemilu diperkirakan baru keluar pada akhir minggu ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Oposisi Percaya Diri

Potret Israel Buka Aktivitas Ekonomi Usai Longgarkan Karantina Covid-19
Pengunjung duduk di bar kafe yang menghadap ke Laut Mediterania saat pembatasan dilonggarkan di Tel Aviv, Minggu (7/3/2021). Israel membuka kembali sebagian besar ekonominya sebagai bagian dari fase terakhir pencabutan kebijakan lockdown yang berlaku sejak September lalu. (AP Photo/Ariel Schalit)

Pemimpin partai oposisi, Yair Lapid, yakin akan ada blok anti-Netanyahu sebagai mayoritas pemerintah. Partai Yesh Atid siap menjadi di urutan kedua setelah Likud.

"Pada saat ini, Netanyahu tidak memiliki 61 kursi," ujar Lapid yang berhaluan moderat.

Selama ini, oposisi mengkritik Netanyahu atas penanganan COVID-19. Lapid mengaku sudah mulai berbicara dengan para pemimpin partai sembari menunggu hasil resmi.

"Kami akan melakukan segalanya untuk menciptakan pemerintahan yang waras di Israel," jelasnya.

Nasib Likud

Ikuti Langkah AS, Guatemala Resmikan Kedubes di Yerusalem
PM Israel Benjamin Netanyahu memberi sambutan saat peresmian Kedubes Guatemala di Yerusalem, Rabu (16/5). Netanyahu menyebut peresmian tersebut adalah tepat karena Guatemala menjadi negara kedua yang mengakui Israel pada 1948. (Ronen Zvulun/Pool via AP)

Israel adalah negara parlementer, sehingga partai harus memiliki mayoritas untuk menangkat perdana menteri. Jumlah mayoritas yang dibutuhkan adalah 61 kursi.

Saat ini, Likud memiliki 37 kursi, dengan koalisi yang terdiri atas United Torah Judaism, Blue and White, serta beberapa partai lain.

Netanyahu telah berkuasa di Israel sejak 2009. Ia menggantikan Ehud Olmert yang merupakan mantan wali kota Yerusalem.

Sebelum 2009, Netanyahu sempat berkuasa selama tiga tahun sebagai PM Israel pada 1996-1999.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya