Paskah 2021: Warga Jerman Diminta Tidak Liburan Demi Hindari COVID-19

Kanselir Jerman Angela Merkel meminta warga Jerman liburan Paskah 2021 dengan orang terdekat saja demi hindari ancaman baru COVID-19.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 02 Apr 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2021, 12:00 WIB
FOTO: Kematian Akibat COVID-19 Meningkat, Jerman Akan Perpanjang Lockdown
Beberapa orang berjalan melintasi Marienplatz yang hampir kosong selama lockdown di Kota Munich, Jerman, Selasa (5/1/2021). Pemerintah Jerman sepakat untuk memperpanjang langkah-langkah lockdown hingga 31 Januari untuk mengekang penyebaran COVID-19. (Peter Kneffel/dpa via AP)

Liputan6.com, Berlin - Warga Jerman diminta merayakan Paskah 2021 bersama orang-orang terdekat saja ketimbang pergi liburan. Ini demi mengurangi ancaman gelombang ketiga COVID-19.

Kanselir Angela Merkel meminta masyarakat supaya tidak berjalan-jalan tanpa kepentingan penting.

"Ini seharusnya menjadi Paskah yang tenang, bersama orang-orang terdekat Anda, dengan kontak yang amat dikurangi. Saya meminta kepada Anda untuk menahan diri dari travel yang tidak esensial," ujar Angela Merkel dalam videonya, seperti dilaporkan yahoo!finance, Jumat (2/4/2021).

Merkel menambahkan bahwa itulah satu-satunya cara untuk membantu para dokter dan perawat untuk melawan COVID-19.

Berdasarkan data Johns Hopkins University, ada 2,8 juta kasus COVID-19 di Jerman. Pasien meninggal terkait virus corona ini sudah mencapai 76 ribu orang.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Batal Lockdown COVID-19

Dihadiri Kanselir Jerman, Mercedz-Benz Siap Luncurkan Mobil Listrik
Kanselir Jerman Angela Merkel berpidato dalam acara peluncuran pabrik baterai Accumotive di Kamenz, Jerman (22/5). (AP Photo/Jens Meyer)

Kanselir Jerman, Angela Merkel, membatalkan keputusan lockdown pada Paskah 2021. Merkel mengakui kebijakan untuk meredam COVID-19 itu dianggap belum memiliki persiapan yang matang.

"(Kebijakan) itu memiliki alasan yang baik, tetapi tidak bisa dilaksanakan dalam jangka waktu pendek," ujar Angela Merkel seperti dilaporkan Deutshce Welle, Kamis (25/3).

"Terlalu banyak pertanyaan, mulai dari kehilangan upah hingga hilangnya waktu di pabrik-pabrik dan fasilitas-fasilitas, yang tidak bisa dijawab dengan baik pada tepat waktu," kata Merkel.

Pemimpin Partai Christian Democratic Union itu juga menegaskan agar masyarakat waspada terhadap gelombang ketiga COVID-19. Jika gelombang baru itu tidak diperlambat, maka hal itu akan menjadi kesalahan.

Merkel juga meminta maaf di parlemen karena membatalkan kebijakannya. 

Jerman sebetulnya masih berada dalam kondisi lockdown, namun awal pekan ini pemerintah ingin memperketat kebijakan pada 1 sampai 5 April 2021 pada liburan Paskah.


Orang Indonesia Juga Diminta Tak Liburan Paskah 2021

Wiku Adisasmito
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan vaksin yang mendekati masa habis pakai itu Coronavac pengiriman batch pertama yang siap pakai saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (16/3/2021). (Tim Komunikasi Publik/Marji)

Libur Paskah 2021 yang dimulai 2 hingga 4 April, Koordinator RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Tugas Ratmono berpesan agar masyarakat mengurangi mobilitas. Cara ini demi mencegah penyebaran COVID-19.

Dari pengalaman libur panjang tahun lalu, kerap terjadi kenaikan kasus COVID-19 pasca liburan. Salah satu faktor yang terlihat dipengaruhi mobilitas atau pergerakan masyarakat, seperti melakukan perjalanan ke luar daerah atau bepergian ke tempat-tempat wisata.

"Saya kira kita mempunyai pengalaman setahun pandemi, seperti libur Idulfitri tahun lalu, kemudian Iduladha, libur nasional peringatan 17-an dan seterusnya juga libur 28 Oktober 2020," terang Tugas di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta pada Rabu, 31 Maret 2021.

"Dengan pola yang sama, kita lihat habis libur panjang pasti meningkat (kasus COVID-19) ya. Saya kira ini menjadi pembelajaran buat semuanya. Saat libur ya lebih baik dan mudah di rumah, kurangi mobilitas."

Mengurangi mobilitas selama libur panjang, lanjut Tugas, untuk memperkecil risiko terjadinya penularan virus Corona antar individu. Apalagi kita melihat sedang terjadi peningkatan kasus COVID-19 di sejumlah negara di dunia.

"Beberapa contoh, negara lain juga sudah mulai meningkat lagi kasus COVID-19. Mudah-mudahan tidak terjadi di Indonesia. Ini juga jadi salah satu contoh diuraikan karena ada suatu mobilitas yang tinggi di negara sana," lanjutnya.


Infografis COVID-19:

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya
Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya