Awalnya Pakai AstraZeneca, Kini Warga Jerman Disuntik Pakai Vaksin Moderna

Jerman akan memberikan suntikan kedua yang berbeda kepada penerima vaksin COVID-19 AstraZeneca yang berusia di bawah 60 tahun.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 14 Apr 2021, 17:54 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2021, 17:54 WIB
FOTO: 6 Jenis Vaksin COVID-19 yang Ditetapkan Pemerintah Indonesia
Gambar ilustrasi menunjukkan botol berstiker "Vaksin COVID-19" dan jarum suntik dengan logo perusahaan farmasi AstraZeneca, London, Inggris, 17 November 2020. Vaksin buatan AstraZeneca yang bekerja sama dengan Universitas Oxford ini disebut 70 persen ampuh melawan COVID-19. (JUSTIN TALLIS/AFP)

Liputan6.com, Berlin - Warga Jerman yang berusia di bawah 60 tahun yang telah menerima dosis pertama vaksin COVID-19 AstraZeneca di Jerman akan menerima suntikan berbeda untuk dosis kedua mereka. 

Hal itu telah disetujui oleh Menteri Kesehatan Federal dan Regional Jerman pada Selasa (13/4).

Pada 30 Maret 2021, Jerman mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi menawarkan vaksin AstraZeneca sebanyak dua dosis kepada orang-orang yang berusia di bawah 60 tahun karena kekhawatiran kasus pembekuan, yang terjadi pada sejumlah penerima vaksin.

Kantor berita DPA mengatakan, para menteri Jerman sepakat dalam pertemuan mereka bahwa warga di kelompok usia yang lebih muda yang menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca sebelum pengumuman pada 30 Maret akan diberi vaksin BioNTech-Pfizer untuk dosis kedua, atau vaksin Moderna.

"Solusi yang telah ditemukan akan menawarkan tingkat perlindungan yang baik," kata Menteri Kesehatan Bavaria, Klaus Holetschek kepada DPA, seperti dilansir AFP, Rabu (14/4/2021).

Kebijakan baru ini sejalan dengan rekomendasi yang dikeluarkan pekan lalu oleh komisi vaksin Jerman, yang juga merekomendasikan suntikan kedua diberikan 12 minggu setelah dosis awal AstraZeneca.

Jerman termasuk di antara banyak negara yang telah membatasi penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca untuk orang tua, menyusul kasus pembekuan darah yang langka terdeteksi pada sejumlah warga yang lebih muda yang menerima suntikan tersebut.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Berikut Ini:

Ada 222 Kasus Pembekuan Darah di Wilayah Eropa-Inggris

Banner Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)
Banner Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)

Badan Obat Eropa pekan lalu mengatakan bahwa pembekuan darah yang tidak biasa harus terdaftar sebagai efek samping yang sangat langka dari vaksin AstraZeneca, sambil menekankan bahwa manfaat keseluruhan dalam mencegah COVID-19 melebihi risikonya.

Ada 222 kasus trombosis atipikal dari 34 juta suntikan AstraZeneca yang dilihat di Wilayah Ekonomi Eropa (UE, Islandia, Norwegia, Liechtenstein) juga Inggris, pada 4 April, menurut EMA.

Adapun 18 kematian, yang dilaporkan pada 22 Maret.

Sebagian besar kasus yang dilaporkan terjadi pada wanita di bawah usia 60 tahun dalam waktu dua pekan setelah vaksinasi.

Menurut Kementerian Kesehatan Jerman, sekitar 2,2 juta orang berusia di bawah 60 tahun telah menerima vaksin AstraZeneca dalam beberapa pekan terakhir.

Vaksin Johnson & Johnson juga dicurigai untuk masalah yang sama, dengan otoritas kesehatan AS merekomendasikan pemberhentian penggunaannya secara sementara saat mereka menyelidiki enam kasus pembekuan darah.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak dapat merekomendasikan pengalihan vaksin antara dua dosis sebagai perlindungan terhadap Covid-19, karena tidak cukup data yang menunjukkan efeknya.

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin COVID-19

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin COVID-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya