Prancis Gunakan Vaksin COVID-19 Johnson & Johnson untuk Usia 55 Tahun ke Atas

Prancis akan memberikan warganya vaksin COVID-19 Johnson & Johnson dengan cara yang sama seperti vaksin AstraZeneca.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Apr 2021, 18:30 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2021, 17:32 WIB
Banner Infografis Stok Vaksin Covid-19 di Indonesia Menipis. (Liputan6.com/Trieyasni)
Banner Infografis Stok Vaksin Covid-19 di Indonesia Menipis. (Liputan6.com/Trieyasni)

Liputan6.com, Paris - Juru bicara pemerintah Prancis, Gabriel Attal mengatakan bahwa negaranya akan memberikan dosis vaksin COVID-19 Johnson & Johnson dengan cara yang sama seperti vaksin AstraZeneca

Vaksin tersebut, hanya diberikan pada orang yang berusia di atas 55 tahun.

Prancis, sejauh ini telah menerima 200.000 dosis vaksin COVID-19 dan berharap vaksin itu akan dapat digunakan setelah didistribusikan ke klinik kesehatan dan apotik pada akhir pekan ini.

"Saya yakin pendistribusian ini akan selesai pada hari Kamis (15/4) atau Jumat (16/4). Vaksin ini telah disetujui oleh badan-badan kesehatan Eropa dan Perancis. Oleh karena itu pada tahap ini vaksin Johnson&Johnson tentu saja akan didistribusikan dan diberikan dengan cara yang sama seperti vaksin AstraZeneca yaitu pada orang yang berusia di atas 55 tahun,” kata Gabriel Attal, seperti dilansir VOA Indonesia, Kamis (15/4/2021).

Saat menjawab pertanyaan tentang kelanjutan penggunaan vaksin AstraZeneca setelah Denmark memutuskan untuk menangguhkan suntikan vaksin tersebut, Attal mengatakan ia memahami keberatan publik Prancis terhadap vaksin AstraZeneca. 

Tetapi, manfaat perlindungan yang diberikan terhadap beragam bentuk COVID-19 jauh lebih besar dibanding kasus thrombosis yang sangat jarang terjadi.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Pentingnya Transparansi dari Data-data Ilmiah

Banner Infografis Orang Tak Divaksin 3 Kali Lebih Berisiko Terpapar Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Banner Infografis Orang Tak Divaksin 3 Kali Lebih Berisiko Terpapar Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Attal melanjutkan, "Jika ada satu hal yang tidak pernah kami kompromikan, maka itu adalah transparansi mutlak dari data-data ilmiah yang tersedia dan pilihan untuk mengikuti saran badan-badan ilmiah Eropa dan Prancis yang menjami tingkat perlindungan tertinggi bagi Prancis".

"Berdasarkan keputusan ini dan rekomendasi ilmiah yang telah kami dapatkan, kami yakin vaksin AstraZeneca merupakan piranti penting dalam memerangi COVID-19," lanjutnya.

"Memang ada beberapa kasus thrombosis yang telah terdeteksi sebagai efek samping yang serius, namun ini adalah kasus yang sangat jarang terjadi dibanding perlindungan yang diberikan vaksin ini terhadap penyakit-penyakit yang parah,” ujar Attal.


Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin COVID-19

Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Yuk Kenali Cara Kerja Vaksin COVID-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya