Meski Bersitegang, Vladimir Putin Terima Undangan Joe Biden di KTT Perubahan Iklim

Vladimir Putin bersedia hadir dalam rapat yang diadakan oleh pihak AS. Tak hanya Rusia, puluhan pemimpin nasional lainnya juga akan hadir.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 20 Apr 2021, 16:54 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2021, 16:54 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin
Presiden Rusia Vladimir Putin (Mikhail Klimentyev/Pool Photo via AP)

Liputan6.com, Moskow - Meskipun hubungan antara Amerika Serikat dan Rusia merenggang, Joe Biden dan Vladimir Putin sepakat untuk mengatasi krisis iklim yang memburuk dalam konferensi virtual pada Kamis 22 April.

Putin bersedia hadir dalam rapat yang diadakan oleh pihak AS. Tak hanya Rusia, puluhan pemimpin nasional lainnya juga akan hadir.

"Vladimir Putin akan menguraikan pendekatan Rusia dalam konteks membangun kerjasama internasional yang luas yang bertujuan untuk mengatasi konsekuensi negatif dari perubahan iklim global," kata Kremlin dalam sebuah pernyataan, demikian dikutip dari laman DW.com, Selasa (20/4/2021).

Presiden Joe Biden telah mengundang 40 pemimpin dunia ke KTT iklim online, termasuk Xi Jinping dari China, sebagai bagian dari fokusnya untuk mengatasi pemanasan global.

Kehadiran Vladimir Putin menandakan bahwa dia masih terbuka untuk berdialog dengan Amerika Serikat meskipun ada banyak sanksi baru.

Moskow mengonfirmasi partisipasi Putin di tengah bentrokan diplomatik dengan Washington dan Uni Eropa atas kritik Kremlin soal Alexei Navalny dan konflik di Ukraina.

 

Saksikan Video Berikut Ini:

Urusan Bumi sebagai titik temu

Vladimir Putin
Presiden Rusia, Vladimir Putin ketika menghabiskan waktu di kawasan hutan pegunungan Siberia, pada 6 Oktober 2019. Kremlin merilis gambar Presiden Vladimir Putin saat merayakan hari ulang tahun ke-67 pada Senin (7/10/219). (Alexey DRUZHININ / Sputnik / AFP)

Hubungan antara AS, China dan Rusia telah merosot ke posisi terendah pasca-Perang Dingin sejak Biden menjabat pada Januari 2021.

Namun, pemerintahan baru telah menggunakan darurat iklim yang berkembang sebagai cara untuk menemukan jalan tengah.

Rusia dan AS berhasil menggelar negosiasi iklim awal tahun ini. Kedua negara mengidentifikasi kebakaran hutan, energi nuklir, dan masalah Kutub Utara sebagai bidang kerja sama.

Perekonomian Rusia masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil. Namun, pejabat cuaca Rusia telah mengakui bahwa kebakaran Siberia yang semakin merusak dan penurunan historis es akibat musim panas di Kutub Utara sebagian dapat ditelusuri kembali ke perubahan iklim.

Utusan khusus Presiden Biden untuk urusan iklim, John Kerry, bertemu dengan pejabat China selama akhir pekan untuk secara pribadi mengundang Presiden China Xi Jinping ke KTT tersebut.

Pembicaraan sebelumnya antara delegasi China dan AS di Alaska menghasilkan sedikit lebih dari kesepakatan untuk bekerja sama dalam masalah iklim.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya