Liputan6.com, Jakarta - Tsunami COVID-19 belum kunjung surut di India. Gelombang kasus baru justru makin tinggi hingga tembus 300 ribu sehari. Â
Singapura telah menerapkan travel ban ke India dan wacana serupa muncul di India. Satgas COVID-19 mendeteksi juga adanya eksodus warga India ke Indonesia, dan banyak dari mereka positif corona.Â
Advertisement
Baca Juga
Masalah eksodus warga India menjadi sorotan di kanal global Liputan6.com, Jumat (23/4/2021).Â
Selain isu India dan COVID-19, isu panas lain datang dari Australia yang membatalkan proyek Jalur Sutra Baru (Belt and Road Initiative) dengan China. Hubungan antara kedua negara pun semakin renggang.Â
Berikut daftar artikelnya:Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
1. Eksodus Warga India
Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan adanya eksodus warga India ke Indonesia setelah ledakan kasus COVID-19 di negara tersebut. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Doni Monardo, meminta Dirjen Keimigrasian dan Kementerian Luar Negeri bertindak cepat.Â
Doni menyebut Kementerian Luar Negeri dan Dirjen Imigrasi harus bertindak cepat. Ia juga menekankan agar jangan sampai terjadinya eksodus besar-besaran warga India ke Indonesia karena dinilai ada kelonggaran.Â
Â
Advertisement
2. Kasus COVID-19 di India Melesat
Kehadiran varian baru dari virus COVID-19 B1617 dari India ini diungkapkan WHO mampu bermutasi ganda atau lebih cepat menular.
"Sampai saat ini varian B1617 tidak ditemukan pada sampel yang digunakan untuk whole genome sequencing sampai dengan tanggal 19 April 2021," ujar juru bicara Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual, Selasa (20/4).Â
Berikut daftar negara dengan kasus tertinggi per 22 April 2021
3. Australia Batalkan Proyek Jalur Sutra dengan China
Australia membatalkan dua perjanjian dengan China terkait proyek One Belt One Road (OBOR) atau yang kini disebut Belt and Road Initiative (BRI). China menyebut langkah ini sebagai provokatif.
Dilaporkan BBC, Kamis (22/4), perjanjian yang dibatalkan adalah antara negara bagian Victoria dan China. Pemerintah Australia menggunakan kekuatan federal untuk menyetop perjanjian tersebut.
Advertisement