Liputan6.com, Delhi - Sebanyak enam rumah sakit di ibu kota Delhi, India, melaporkan kekurangan stok oksigen di tengah tsunami COVID-19. Sejumlah pasien lantas meninggal karena kehabisan oksiten.
Menurut laporan BBC, Jumat (23/4/2021), pasokan oksigen di rumah sakit-rumah sakit lain juga tersisa untuk beberapa jam saja. Ruang ICU di Delhi sudah 99 persen penuh.
Advertisement
Baca Juga
Para pejabat berwenang di negara-negara bagian India juga sudah mulai mencegah tanki oksigen dikirim ke daerah lain. Ada pula laporan penimbunan oksigen oleh oknum-oknum tertentu.
Salah satu politisi India, Saurabh Bharadwaj, turut mengalami kesulitan oksigen di India. Ia sendiri juga dirawat akibat COVID-19 dan di tempat perawatannya hanya tersisa tiga jam pasokan oksigen.
"Banyak orang-orang yang bergantung pada okisgen dan tanpa oksigen orang-orang ini akan mati seperti ikan yang mati karena tidak ada air," ujarnya.
Berdasarkan data Johns Hopkins University, kasus COVID-19 di India telah mencapai 15,9 juta kasus. Kasus di Delhi mencapai 930 ribu kasus dan 12 ribu meninggal.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
127 WN India Masuk Indonesia dari Soetta, Kemenkes: Semua di Hotel Karantina
Kasubdit Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI dr Banget Saragih, M.Epid mengatakan, sejumlah 127 warga negara asing (WNA) asal India masuk ke Indonesia, Rabu (21/4/2021) petang melalui bandar udara Soekarno-Hatta.
Diketahui para warga negara India itu datang menumpang pesawat charter dengan penerbangan langsung dari Hindustan.
"Penumpangnya sebanyak 132 orang, 127 itu adalah WNA India. Nah, 5 warga negara Indonesia," tutur Benget saat dihubungi oleh Liputan6.com, Kamis, 22 April 2021.
"Semua masuk ke Indonesia dengan ada KITAS," lanjutnya.
Adanya kartu izin tinggal terbatas (KITAS) itu memungkinkan warga negara asing untuk masuk ke Indonesia. Selain itu, Benget mengatakan, semua penumpang telah membawa hasil RT-PCR negatif valid dari negara asal.
Meski demikian, Benget menyebut, pihaknya tetap mewaspadai kedatangan 127 WNA mengingat kasus harian COVID-19 di India tengah tinggi serta ditemukan varian baru B1617. Terlebih saat ini Pemerintah juga tengah memberlakukan pembatasan mudik jelang Lebaran.
"Ini menjadi perhatian kami. Sehingga kami kemarin memberlakukan semua warga negara yang datang dari India mendapat pengawasan tanda gejala dan pengukuran suhu dengan ketat di bandara, termasuk memberikan mengisi kartu kewaspadaan kesehatan," jelas Benget.
Advertisement