Liputan6.com, Paris- Prancis telah mendeteksi kasus pertama varian baru COVID-19 dari India. Benoit Elleboode, direktur agensi kesehatan di departemen barat daya Nouvelle-Aquitaine mengatakan kepada stasiun televisi BFMTV dan CNews, "Kami telah mengidentifikasi bahwa (infeksi) itu adalah varian dari India."
Dilansir AFP, Jumat (30/4/2021), dua hari sebelumnya, Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veron menyebut tidak kasus varian COVID-19 dari India di Prancis.
Sementara itu, Prancis akan membuka kafe-kafe, pusat kebudayaan, dan bisnis yang telah ditutup karena pandemi COVID-19.
Advertisement
Dikutip dari Channel News Asia, pembukaan itu akan dilakukan dalam beberapa fase mulai 19 Mei 2021, kata Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Kamis (29/4l), saat ia mengumumkan kalender empat tahap untuk membuka kembali negara tersebut.
"Museum, teater, bioskop, dan ruang konser akan dibuka kembali pada 19 Mei, bersama dengan toko-toko dan tempat duduk di luar ruangan di kafe dan restoran," kata Macron kepada surat kabar regional Prancis.
Namun Macron menambahkan, bahwa kafe dan restoran harus menunggu hingga 9 Juni, untuk diizinkan melayani pelanggan mereka di dalam ruangan.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Presiden Prancis Umumkan Jadwal Pencabutan Jam Malam
Macron pun memberikan jadwal pencabutan jam malam yang telah mengubah kota-kota Prancis menjadi kota hantu setelah jam 7 malam.
Dikatakannya bahwa jam malam akan dilonggarkan secara bertahap - hingga pukul 9 malam pada 19 Mei dan pukul 11 ​​malam pada 9 Juni - sebelum sepenuhnya dicabut pada 30 Juni
Prancis telah mendekati akhir dari lockdown nasional ketiga dalam upaya menangani gelombang infeksi ketiga Virus Corona yang parah.
324 kematian baru terkait Virus Corona dilaporkan dalam 24 jam terakhir di Prancis, menjadikan jumlah total kematian akibat COVID-19 menjadi 103.947 jiwa.
Sementara itu, kasus baru COVID-19 di Prancis telah menurun dalam sebulan terakhir, dari rata-rata sekitar 40.000 menjadi 27.000 selama sepekan terakhir.
Advertisement