Liputan6.com, Washington, D.C - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in akan mengunjungi Presiden AS Joe Biden di Washington pada 21 Mei, jelas pihak Gedung Putih, pada Kamis (29/4).
"Presiden Biden berharap dapat bekerja dengan Presiden Moon untuk lebih memperkuat aliansi kami dan memperluas kerja sama erat kami," kata juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga
Melansir Channel News Asia, kunjungan Moon akan menyoroti aliansi ketat antara Amerika Serikat dan Republik Korea, dan hubungan yang luas antara pemerintah, rakyat, dan ekonomi kedua negara.
Advertisement
Moon Jae-in akan menjadi pemimpin kedua yang mengunjungi Gedung Putih sejak Biden menjabat pada Januari 2021, setelah Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga bertemu dengan pemimpin AS awal April ini.
Pertemuan tersebut mencerminkan prioritas Biden pada hubungan dengan sekutu Asia karena pemerintahannya terus fokus pada persaingan dengan China.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan kepala Pentagon Lloyd Austin mengunjungi Seoul pada Maret untuk menegaskan kembali kekuatan persatuan kedua negara melawan Korea Utara dan ambisi Beijing yang semakin besar.
Dalam wawancara baru-baru ini dengan The New York Times, Moon meminta Biden untuk membuka kembali negosiasi dengan Pyongyang tentang denuklirisasi Korea Utara.
Saksikan Video Berikut Ini:
Sesalkan Keputusan Jepang Buang Limbah Nuklir Fukushima ke Laut
Belum lama ini, sikap pemerintah Korea Selatan (Korsel) disorot. Setelah menyesalkan keputusan Jepang untuk membuang air yang terkontaminasi nuklir Fukushima ke laut. Pembuangan akan dilakukan dalam dua tahun ke depan.
Pemerintah Jepang berkata tidak bisa lagi menampung air yang terkontaminasi akibat gempa yang turut menerjang pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima pada 2011.
Pemerintah Korea Selatan langsung mengadakan rapat mendadak untuk merespons keputusan Jepang.
"Pemerintah mengekspresikan penyesalan kuat terhadap keputusan pemerintah Jepang untuk melepaskan air terkontaminasi dari pembangkit nuklir Fukushima ke samudera," ujar Koo Yoon-cheol, kepada Kantor Koordinasi Kebijakan Pemerintah Korea, seperti dikutip Yonhap, Selasa (13/4).
Koo berkata pemerintah Korsel akan mengambil segala cara yang diperlukan untuk menjaga keselamatan warganya dari air yang terkontaminasi.
Pihak Korsel juga menuntut agar Jepang transparan dalam segala informasi terkait pembuangan air terkontaminasi, serta meminta Jepang mengambil langkah spesifik demi mencegah kerusakan lingkungan.
Reporter: Lianna Leticia
Advertisement