Liputan6.com, Jakarta - Kasus corona di India semakin parah akibat tsunami COVID-19. Pakar-pakar kesehatan menilai lonjakan ini akibat longgarnya protokol kesehatan.Â
Sebelum terjadinya tsunami kasus, India mengadakan kampanye politik dan festival yang menarik massa data dalam jumlah besar.Â
Advertisement
Baca Juga
KBRI di India enggan secara eksplisit menyebut festival keagamaan berpengaruh pada tsunami COVID-19, namun faktor keramaian menjadi sorotan.Â
"Dalam pendapat saya memang kerumunan orang demikian banyak, dengan tidak memperhatikan protokol, memang sangat besar kemunginan menambah jumlah-jumlah kasus positif. Saya rasa ini tidak hanya di India, di semua negara juga pemerintahnya kelihatan kesulitan mengontrol kegiatan-kegiatan sosial," jelas Rizki Safary, Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI), KBRI New Delhi dalam acara Liputan6 Update, Rabu (5/5/2021).
Delhi merupakan salah satu negara terparah yang dihantam tsunami COVID-19. Banyak foto dan video beredar mengenai pasien yang tak bisa mendapat perawatan hingga meninggal di jalanan rumah sakit.Â
Terkait hal itu, Rizky berkata tidak semua daerah mengalami hal serupa, contohnya di Mumbai yang situasinya lebih terkendali.
"Kalau dilihat dari video yang beredar di media saya rasa tidak semuanya benar, namun kalau dlihat situasinya ada lonjakan kasus tambahan setiap harinya lumayan tinggi, sehingga di beberapa wilayah India, di beberapa fasilitas rumah sakit, sangat kewalahan menerima jumlah pasien yang begitu banyak," jelasnya.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Bantuan untuk WNI
Pihak KBRI menyalurkan bantuan ke WNI beruta alat-alat kesehatan, seperti vitamin, masker, dan hand sanitizer. KBRI berupaya agar bantuannya bisa terus ditambah di tengah lonjakan kasus COVID-19.
Komunikasi juga disebut berjalan lancar.Â
"KBRI juga aktif menghubungi baik satu per satu maupun melalu koordinator kantong-kantong masyarakat," ucap Rizky.
Ia turut mengimbau kepada WNI di India agar terus mengikuti protokol kesehatan mulai dari diri sendiri dan orang-orang terdekat.
Berdasarkan data Johns Hopkins University, ada 20,6 juta kasus COVID-19 di India. Total pasien yang tercatat meninggal mencapai 226 ribu.
Advertisement