Tak Hanya di India, Kasus COVID-19 Juga Meningkat di Banyak Negara Asia Selatan

Kasus COVID-19 meningkat di negara-negara Asia Selatan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 10 Mei 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2021, 07:00 WIB
Situasi Covid-19 Memburuk di Nepal
Seorang pasien COVID-19 menerima oksigen di koridor bangsal gawat darurat rumah sakit di Kathmandu, Rabu (5/5/2021). Lockdown di ibu kota Kathmandu dan distrik sekitarnya diperpanjang ketika negara Himalaya mencatat infeksi harian COVID-19 dan kematian tertinggi. (AP Photo/Niranjan Shrestha)

Liputan6.com, Jakarta - Saat India memerangi gelombang besar virus corona, ada kekhawatiran tentang peningkatan tingkat infeksi di negara-negara tetangga.

Perjalanan dan pembatasan lainnya telah diberlakukan di tengah kekhawatiran bahwa layanan kesehatan lokal yang memiliki sumber daya yang buruk tidak akan mampu mengatasinya.

Mengutip BBC, Minggu (9/5/2021), di India, jumlah kasus harian dan kematian mulai meningkat pada bulan Maret dan kemudian melonjak secara dramatis.

Negara tetangga di dekat India juga telah melihat jumlah meningkat - meskipun pada lintasan yang berbeda.

Ada kekhawatiran khusus juga di Nepal, yang mengalami peningkatan tajam infeksi pada bulan April. Lebih dari 40% dari semua tes COVID-19 menunjukkan hasil positif, menurut Palang Merah, mengutip data pemerintah.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini:


Kasus COVID-19 Meningkat di Asia Selatan

Situasi Covid-19 Memburuk di Nepal
Seorang anggota keluarga pasien COVID-19 beristirahat di koridor bangsal gawat darurat sebuah rumah sakit di Kathmandu, Rabu (5/5/2021). Nepal kewalahan oleh lonjakan Covid-19 ketika wabah India menyebar ke seluruh Asia Selatan. (AP Photo/Niranjan Shrestha)

Nepal berbagi perbatasan darat 1.880 km (1.168 mil) dengan India, dan banyak orang secara teratur menyeberanginya untuk alasan bisnis, pariwisata, dan keluarga.

Dilaporkan bahwa mantan raja negara itu Gyanendra dinyatakan positif COVID-19 setelah melakukan kunjungan ke India, meskipun tidak jelas di mana dia terinfeksi.

Pada bulan Maret, pihak berwenang Nepal melakukan pemeriksaan kesehatan tambahan di penyeberangan perbatasan, akhirnya menutup lebih dari 20 titik penyeberangan pada tanggal 1 Mei.

Pembatasan diberlakukan di daerah lembah Kathmandu pada 29 April.

Bangladesh melihat jumlah kasus meningkat dari awal Maret, dan diisolasi secara nasional pada 5 April. Pembatasan ini sekarang telah diperpanjang hingga 16 Mei.

Perbatasan darat dengan India juga ditutup untuk lalu lintas penumpang selama dua minggu mulai 26 April, meski beberapa orang masih diizinkan untuk menyeberang.

Kasus yang dilaporkan setiap hari di Bangladesh telah turun secara signifikan sejak saat itu. 

Di Pakistan, kasus dan kematian juga meningkat tajam, menyebabkan kekhawatiran tentang tekanan pada layanan kesehatan.

Meskipun saat ini tidak ada kuncian nasional, beberapa otoritas provinsi memberlakukan pembatasan dan mengamanatkan penggunaan masker, dan tentara membantu di beberapa daerah.

Pembatasan perbatasan telah diberlakukan untuk pelancong dari India, dan dari Afghanistan dan Iran.

Sri Lanka juga mengalami lonjakan tiba-tiba dalam jumlah kasus sejak pertengahan April, yang membuatnya menutup sekolah di beberapa daerah, membatasi pertemuan keagamaan dan melarang perjalanan dari India.


Penyebabnya Kasus COVID-19 di India

Potret Warga India yang Antre Isi Ulang Tabung Oksigen di Tengah Krisis COVID-19
Orang-orang mengantre untuk mengisi tabung oksigen untuk pasien virus corona di pusat pengisian ulang di New Delhi, Rabu (5/5/2021). India mengalami lonjakan kembali kasus COVID-19 dan menyebabkan kurangnya pasokan oksigen serta obat-obatan esensial di rumah-rumah sakit. (Tauseef MUSTAFA/AFP)

Ada kekhawatiran bahwa varian India mungkin sebagian menjadi penyebab meningkatnya jumlah kasus di negara tetangga.

Pakar kesehatan sedang melihat apakah salah satu dari jenis varian ini mungkin lebih mudah menular. Tetapi mungkin juga infeksi baru dapat dikaitkan dengan varian dari tempat lain, seperti di Inggris.

Nepal mengirim 15 sampel yang dikumpulkan dua bulan lalu ke laboratorium bersertifikat WHO di Hong Kong, yang menemukan sembilan varian di Inggris dan varian India di salah satunya.

Dan di Pakistan, pengurutan genom pada bulan April menemukan varian Inggris hadir di sebagian besar sampel. 

Otoritas kesehatan di provinsi selatan Sindh juga telah mengidentifikasi keberadaan varian Afrika Selatan dan Brasil.

Selain itu, varian Afrika Selatan juga telah ditemukan di Bangladesh.

Tetapi perlu ditunjukkan bahwa pengurutan genom di wilayah tersebut sangat terbatas, jadi tidak ada cukup data untuk menunjukkan apakah varian baru ini mungkin mendorong infeksi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya