Ratusan Mantan Penjaga Perdamaian Ethiopia Cari Suaka ke Sudan

Badan Pengungsi PBB, UNHCR, juga mengonfirmasi bahwa mereka telah mengajukan suaka di Sudan.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Mei 2021, 14:57 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2021, 14:57 WIB
Pasukan Perdamaian PBB di Mali tengah berjaga di Timbuktu Mali (AFP)
Pasukan Perdamaian PBB di Mali tengah berjaga di Timbuktu Mali (AFP)

Liputan6.com, New York - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, Minggu (9/5), bahwa sekitar 120 mantan tentara penjaga perdamaian dari Ethiopia, di mana beberapa kawasan termasuk Tigray terimbas konflik antar etnis, telah mencari suaka di Sudan.

Para personel itu akan direpatriasi sebagai bagian dari penarikan misi penjaga perdamaian PBB, UNAMID, yang dilakukan secara bertahap dari kawasan Darfur, Sudan, setelah mandatnya berakhir pada 31 Desember.

"Saat ini, 120 mantan tentara penjaga perdamaian UNAMID yang akan direpatriasi, telah mengajukan perlindungan internasional," kata seorang juru bicara penjaga perdamaian PBB kepada AFP melalui surel.

Badan Pengungsi PBB, UNHCR, juga mengonfirmasi bahwa mereka telah mengajukan suaka di Sudan.

Mereka "akan dibawa ke lokasi yang aman di mana status pengungsi mereka bisa ditentukan," katanya tanpa menjelaskan lebih lanjut, untuk "tujuan perlindungan."

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Berikut Ini:


Ribuan Tewas dalam Konflik

FOTO: Pertempuran Meluas, Ribuan Warga Ethiopia Mengungsi ke Sudan
Pengungsi Ethiopia beristirahat di wilayah Qadarif, Sudan, Rabu (18/11/2020). Badan Pengungsi PBB mengatakan konflik yang berkembang di Ethiopia telah mengakibatkan ribuan orang melarikan diri dari wilayah Tigray ke Sudan. (AP Photo/Marwan Ali)

Belum jelas apakah semua mantan tentara penjaga perdamaian yang mencari suaka berasal dari kawasan Tigray, Ehtiopia.

Konflik Tigray pecah November lalu antara pasukan federal Ethiopia dan para pemimpin partai yang berkuasa di kawasan itu. Ribuan orang tewas dalam konflik tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya