Liputan6.com, London - Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson pada Minggu 9 mei 2021 mengundang sejumlah pemimpin negara-negara devolusi Inggris untuk pembicaraan krisis tentang serikat pekerta setelah beberapa partai pro-kemerdekaan Skotlandia menjadi mayoritas dalam pemilihan parlemen.
Dikutip dari euronews, Senin (10/5/2021), pemimpin Partai Nasional Soktlandia, Nicola Sturgeon, mengatakan bahwa hasil pemilu membuktikan pengumutan suara kemerdekaan kedua untuk Skotlandia adalah "keinginan negara."
Hasil akhir pemilihan pada Kamis 6 Mei 2021 menunjukan bahwa SNP memenangkan 64 dari 129 kursi di Parlemen Skotlandia yang bebasis di Edinburgh.
Advertisement
Dengan angka tersebut, SNP kekurangan mayoritas keseluruhan.
Telah Menjadi Bagian Inggris Sejak 1707
Setelah memenangkan kursinya, Srutgeon mengatakan prioritasnya adalah menangani pandemi dan di waktu yang tepat, akan "menawarkan negara ini pilhan masa depan yang leih baik."
Skotlandia telah menjadi bagian dari Inggris sejak 1707 dan masalah kemerdekaan Skotlandia tampaknya diselesaikan ketika pemilih Skotlandia menolak untuk memisahkan diri dalam referendum 2014.
Keputusan Inggris pada 2016 untuk meninggalkan Uni Eropa juga bertentangan dengan keinginan mayoritas masyarakat Skotlandia dengan persentase sebesar 62%.
Johnson mengatakan pemungutan suara kemerdekaan seperti itu akan menjadi ilegal karena keputusan itu dikuasai oleh pemerintah Inggris di London.
Reporter: Paquita Gadin
Advertisement