Cegah COVID-19, China Bikin Garis Pemisah di Puncak Gunung Everest

China rencananya akan membuat garis pemisah di puncak Gunung Everest untuk memisahkan pendaki.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 11 Mei 2021, 10:32 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2021, 10:32 WIB
Gunung Himalaya
Pemandangan Gunung Himalaya, Gunung Kangtega (ketinggian 6782 meter) dari desa Khumjung di wilayah Everest, sekitar 140km timur laut Kathmandu (16/4). (AFP Photo/Prakash Mathema)

Liputan6.com, Beijing - China mengatakan akan membuat "garis pemisah" di puncak Gunung Everest untuk mencegah pendaki berbaur dengan orang lain dari Nepal. Keputusan itu dibuat kurang dari seminggu setelah pendaki dan pihak berwenang di base camp di Nepal memperingatkan meningkatnya kasus COVID-19 di antara pendaki.

Everest berdiri di perbatasan antara China dan Nepal dan pendaki gunung mendaki dari kedua sisi.

Namun, masih belum jelas bagaimana China akan memberlakukan aturan di gunung tersebut.

Mengutip BBC, Selasa (11/5/2021), puncaknya berupa kubah salju dengan ruang untuk enam orang berdiri dan pada hari-hari sibuk, sehingga pendaki harus mengantri untuk bisa mengaksesnya. Sebuah tim pemandu pendaki gunung Tibet sedang dikirim ke puncak untuk mengatur antrean.

Garis pembatas tersebut akan di tempatkan sebelum kedatangan sekelompok pendaki Tiongkok yang saat ini sedang dalam perjalanan. 

Pendaki gunung dari sisi Tiongkok akan dilarang melakukan kontak dengan siapa pun dari sisi Nepal dan tidak akan diizinkan menyentuh benda yang telah ditempatkan di puncak. Juga masih tidak jelas apakah pemandu Tibet akan tetap berada di daerah tersebut untuk menegakkan pembatasan.

Direktur Biro Olahraga Tibet mengatakan kepada media pemerintah China bahwa satu-satunya saat pendaki dari sisi utara dan selatan gunung melakukan kontak adalah di puncak.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Aturan Ketat Tiongkok

FOTO: China Ukur Ulang Tinggi Gunung Everest
Tim pembangunan jalan membuat rute menuju sebuah kamp pada ketinggian 7.028 meter di Gunung Qomolangma atau Gunung Everest di Daerah Otonom Tibet, China, Minggu (10/5/2020). Tim beranggotakan personel dari Kementerian Sumber Daya Alam China dan tim pendakian gunung nasional. (Xinhua/Sun Fei)

Saat ini, wisatawan tanpa izin dilarang memasuki base camp Tiongkok dan negara telah melarang warga negara asing mendaki gunung.

Namun Nepal, yang sangat bergantung pada pendapatan yang dihasilkan dari ekspedisi Everest, telah mengizinkan pendaki asing, dengan sekitar 400 izin dialokasikan musim ini.Lebih dari 30 pendaki yang sakit dievakuasi dari sisi Nepal dalam beberapa pekan terakhir saat negara itu menghadapi gelombang virus corona kedua. 

Pekan lalu, Asosiasi Penyelamat Himalaya, yang menjalankan klinik medis resmi pemerintah di base camp, mengatakan kepada BBC bahwa pihaknya telah menerima konfirmasi kasus positif pada beberapa pendaki yang diterbangkan ke Kathmandu oleh tim ekspedisi.

Dalam tiga minggu terakhir, tingkat kasus harian Nepal meroket dengan dua dari lima orang dinyatakan positif, lapor kantor berita AFP.

Negara itu kini telah mencatat lebih dari 394.667 kasus dan 3.720 kematian. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya