Komandan Senior Tewas Picu Serangan Roket Balasan Hamas ke Israel

Militan Hamas meluncurkan serangan roket ke Israel.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 13 Mei 2021, 16:00 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2021, 16:00 WIB
Serangan Ratusan Roket oleh Hamas di Langit Israel
Roket diluncurkan menuju Israel dari Rafah, di Jalur Gaza selatan, Rabu (12/5/2021) dinihari. Palestina Hamas menyatakan mereka telah menembakkan lebih dari 200 roket ke Israel sebagai pembalasan atas serangan di sebuah blok menara di Gaza. (SAID KHATIB / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Militan Hamas telah meluncurkan lusinan roket ke Israel setelah serangan udara Israel menewaskan komandan senior dan menjatuhkan gedung bertingkat di Jalur Gaza.

Mengutip BBC, Kamis (13/5/2021), sebuah laporan mengatakan beberapa lokasi di Israel selatan terdampak hingga menewaskan seorang anak kecil di Sderot.

Semenjak meningkatnya pertempuran, yang dimulai pada hari Senin, telah mendorong PBB untuk memperingatkan "perang skala penuh".

Sedikitnya 65 orang di Gaza, termasuk 14 anak-anak, dan tujuh orang di Israel telah tewas sejak itu.

Pertempuran itu meletus setelah berminggu-minggu meningkatnya ketegangan Israel-Palestina di Yerusalem Timur, yang berpuncak pada bentrokan di situs suci yang dihormati oleh umat Muslim dan Yahudi.

Kekerasan lebih lanjut di wilayah Israel dengan populasi campuran Yahudi dan Arab menyebabkan penangkapan lebih dari 374 orang pada Rabu malam dan 36 petugas terluka.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Tanggapan PM Netanyahu

Serangan Ratusan Roket oleh Hamas di Langit Israel
Militan Palestina Hamas meluncurkan roket menuju Israel dari Rafah, di Jalur Gaza selatan, Rabu (12/5/2021) dinihari. Palestina Hamas menyatakan mereka telah menembakkan lebih dari 200 roket ke Israel sebagai pembalasan atas serangan di sebuah blok menara di Gaza. (SAID KHATIB / AFP)

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan dia berencana untuk mengirim pasukan militer untuk membantu polisi menjaga ketertiban di kota-kota yang dilanda kekerasan.

Netanyahu mengatakan serangan dalam beberapa hari terakhir dianggap sebagai "anarki".

"Tidak ada yang bisa membenarkan massa Arab menyerang orang Yahudi, dan tidak ada yang bisa membenarkan massa Yahudi menyerang orang Arab," katanya dalam pernyataan video, seperti dilansir Times of Israel.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya