Liputan6.com, Singapura - Singapura pada 14 Mei 2021 mengumumkan pembatasan ketat pada pertemuan dan kegiatan publik sejak lockdown COVID-19 2020 lalu.
Pembatasan ini diumumkan di tengah meningkatnya kasus lokal COVID-19 dan klaster infeksi baru dalam beberapa pekan terakhir.
Langkah-langkah tersebut, yang akan berlaku dari Minggu (16/5) hingga pertengahan Juni 2021, membatasi pertemuan untuk dua orang, penghentian makan di restoran dan anjuran bekerja dari rumah (work from home) untuk para karyawan.
Advertisement
Mal dan bioskop di Singapura akan diizinkan beroperasi tetapi dengan kapasitas yang dikurangi.
Pada 14 Mei, Singapura mengkonfirmasi 24 infeksi COVID-19 lokal selama dua hari berturut-turut - kasus harian tertinggi sejak September 2020, yang sebagian besar terjadi di Bandara Changi.
"Ini jelas merupakan kemunduran dalam perjuangan kami melawan COVID-19," kata Lawrence Wong, salah satu ketua gugus tugas Virus Corona Singapura, seperti dikutip dari US News, Senin (17/5/2021).
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Supermarket Singapura Penuh Pelanggan Sebelum Lockdown
Meskipun ada jaminan dari pihak berwenang tentang persediaan bahan-bahan pokok, antrean panjang masih terlihat di beberapa supermarket di Singapura pada Jumat 14 Mei setelah pengumuman lockdown tersebut.
Menteri Transportasi Singapura, Ong Ye Kung mengatakan bahwa wabah baru itu "sangat mungkin" menunda gelembung perjalanan yang direncanakan dengan Hong Kong.
Singapura mengumumkan resesi terburuknya 2020 lalu karena pandemi dan sekarang memetakan pemulihan.
Pemberlakuan pembatasan datang ketika Singapura bersiap untuk dibuka kembali bagi pelancong dan bisnis, serta menjadi tuan rumah acara internasional, termasuk pertemuan tahunan pertahanan dan keamanan bulan depan, Dialog di Shangri-La, juga KTT Forum Ekonomi Dunia pada Agustus 2021.
"Harapan pembukaan kembali yang cepat telah pupus, terutama untuk sektor perjalanan dan rekreasi," kata analis Bank of Singapore Moh Siong Sim.
"Manufaktur harus bertahan seperti yang terjadi selama setahun terakhir," katanya.
Advertisement