Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Wendy R. Sherman, menyampaikan beberapa pernyataan tentang pentingnya mencegah perubahan iklim sesegera mungkin.
Sherman memaparkan, bahwa 10 negara ASEAN yang digabung mewakili 650 juta orang - populasi terbesar ketiga di dunia. 60% dari Anda berusia di bawah 35 tahun. Jadi, generasi Anda akan semakin memainkan peran penting dalam membentuk dunia, juga bagi generasi yang akan datang.
Baca Juga
"Dekade berikutnya akan menjadi periode kritis untuk menerapkan tindakan untuk mencapai emisi nol bersih secara global pada tahun 2050, dan menjaga batas kenaikan suhu 1,5 derajat," imbuhnya.
Advertisement
Hal itu isa sampaikan dalam acara pertemuan bertajuk "Creating a Green Future for Southeast Asia" yang digelar oleh atamerica, pada Senin (31/5/2021), yang juga dihadiri oleh para alumni Youth Souteast Asian Leaders Initiative (YSEALI).
Sherman pun mengumumkan langkah AS dalam menggandakan pendanaan untuk penangan perubahan iklim publik ke negara-negara berkembang pada tahun 2024.
"Amerika Serikat akan bermitra dengan Anda, negara Anda, dan dengan ASEAN untuk meningkatkan ambisi melawan perubahan iklim, membatasi kenaikan suhu global, dan mengamankan masa depan untuk Anda dan generasi mendatang," kata Sherman.
"AS akan menggandakan pendanaan, AS akan mendukung secara teknis serta bentuk bantuan lainnya, dan semua negara di komunitas ASEAN sedang mencoba untuk bergerak maju - banyak di antaranya sudah mencoba untuk beradaptasi dan mengurangi dampak dari perubahan iklim," kata Sherman, ketika ditanya tentang bagaimana pendanaan ganda soal iklim oleh pemerintahan Biden, dapat diberlakukan secara setara di ASEAN.
"Ini bukan tentang kepemimpinan LSM, ini juga bukan tentang kepemimpinan bisnis saja, tetapi ini soal komitmen individu dalam mencapai emisi nol bersih yang kita semua perjuangkan," pungkas Sherman.
"Saya pikir itu juga dan tanggung jawab individu," tambahnya.
Komitmen AS Soal Isu Perubahan Iklim dalam Kebijakan Luar Negeri
"Pimpinan AS mendengarkan, apa yang banyak dari Anda katakan: kami tidak dapat menunda tindakan terhadap iklim," tutur Sherman.
Ia pun menyampaikan kembalinya AS dalam Kesepakatan Iklim Paris - di hari pertama Presiden Joe Biden menjabat.
Diketahui bahwa Biden telah mengeluarkan perintah eksutif untuk mendeklarasikan isu iklim sebagai elemen penting dalam kebijakan luar negeri.
"Pada tanggal 22 April - Hari Bumi, presiden menyampaikan 40 kepala negara, pada KTT para pemimpin tentang isu iklim - termasuk pemimpin dari Indonesia, China, Rusia, dan banyak lagi," beber Sherman.
Advertisement