Liputan6.com, Jakarta - Pada tanggal 5 Juni 1981, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menerbitkan sebuah artikel dalam Morbidity and Mortality Weekly Report yang menjelaskan lima kasus infeksi paru-paru langka, PCP, pada pria gay muda yang sehat di Los Angeles.
Meski belum diketahui pada saat itu, tetapi artikel tersebut menggambarkan efek AIDS. Publikasi artikel tersebut kini sering disebut-sebut sebagai awal dari krisis AIDS.
Baca Juga
Melansir History, Jumat (4/6/2021), artikel tersebut mendorong para profesional medis di seluruh negeri, khususnya di New York, San Francisco dan Los Angeles, untuk mengirimkan informasi kepada CDC tentang kasus-kasus misterius yang serupa.
Advertisement
Penyakit ini pertama kali terdeteksi beredar di kalangan pria gay, Acquired Immunodeficiency Syndrome, seperti yang akan dijuluki tahun berikutnya, bahasa sehari-hari disebut sebagai "kanker gay" dan secara resmi dijuluki Gay-Related Immune Deficiency sebelum istilah AIDS diciptakan pada tahun 1982.
AIDS Tidak mematikan dengan Sendirinya
AIDS tidak mematikan dengan sendirinya—sebaliknya, ia sangat memengaruhi kemampuan sistem kekebalan untuk melawan penyakit, membuat pasien rentan terhadap segala macam infeksi, terutama “infeksi oportunistik”.
Dalam beberapa tahun, epidemi AIDS menjadi krisis kesehatan masyarakat utama pada akhir abad ke -20, meskipun banyak yang terus percaya bahwa itu hanya mempengaruhi laki-laki gay. Karena sebagian besar kesalahpahaman bahwa itu adalah "penyakit gay", sebelum New York Times menerbitkan artikel halaman depan pertama tentang AIDS dan empat tahun sebelum Presiden Ronald Reagan pertama kali menyebutkannya di depan umum.
Dua dari pria yang disebutkan dalam penelitian itu sudah meninggal pada saat diterbitkan, dan tiga lainnya meninggal beberapa waktu kemudian.
Pada akhir milenium, hampir 775.000 orang Amerika meninggal karena penyakit terkait AIDS.
Reporter: Lianna Leticia
Advertisement