Liputan6.com, London - Inggris dan Argentina menyepakati gencatan senjata dalam Perang Falklands pada 14 Juni 1982, kepala pemerintahan Britania Raya mengumumkan.
Perdana Menteri Margaret Thatcher membuat pernyataan itu ke House of Commons (Parlemen Inggris) yang dipenuhi oleh para legislator. Kabar tersebut disoraki oleh anggota parlemen dari semua pihak, demikian seperti dikutip dari BBC On This Day, Senin (14/6//2021).
Lebih dari 800 orang tewas sejak kapal perang Inggris pertama mencapai wilayah terpencil di Amerika Selatan itu pada 22 April, 20 hari setelah Argentina menginvasi Georgia Selatan, teritori yang dipersengketakan oleh kedua negara.
Advertisement
BBC melaporkan pada 1530 waktu setempat (2030 BST) bahwa pasukan Inggris telah diperintahkan untuk tidak menggunakan senjata mereka kecuali untuk membela diri.
Negosiasi untuk penyerahan pasukan Junta di pulau-pulau itu diadakan antara komandan mereka, Jenderal Mario Menendez, dan Komandan kedua Inggris Brigadir John Waters.
Dokumen formal kemudian diharapkan akan ditandatangani dalam 24 jam ke depan.
Perdana Menteri Thatcher mengatakan kepada parlemen bahwa Mayor Jenderal Jeremy Moore telah memutuskan untuk maju ke ibukota pada malam sebelumnya setelah serangkaian serangan sukses terhadap pasukan musuh.
"Sejumlah besar tentara Argentina melemparkan senjata mereka - dilaporkan ada bendera putih yang dikabarkan di atas Port Stanley," katanya.
Segera setelah itu, Falklands dilaporkan tenang setelah berminggu-minggu mendengarkan suara perang.
Perang Falklands adalah hasil dari tahun-tahun sengketa teritorial pulau antara Inggris dan Argentina.
Argentina mengatakan mewarisi Islas Malvinas dari mahkota Spanyol pada awal abad ke-19. Negara ini juga mendasarkan klaimnya dengan menggunakan argumen kedekatan pulau-pulau itu dengan daratan Amerika Selatan.
Inggris berpendapat bahwa sebagian besar penduduk pulau --yang mayoritas keturunan Inggris-- ingin tetap menjadi bagian dari inggris. Kasusnya juga bertumpu pada administrasi jangka panjang wilayah negara itu.
Dalam Konteks
Permusuhan secara resmi berhenti pada 20 Juni 1982. Perang ini merenggut nyawa 655 orang Argentina dan 255 prajurit Inggris.
Kemenangan tersebut sangat mendongkrak popularitas pemerintahan Margaret Thatcher yang kemudian memenangkan pemilu berikutnya.
Presiden Argentina Jenderal Leopoldo Galtieri digulingkan dan menjalani hukuman tiga tahun penjara karena ketidakmampuan militer.
Pada Oktober 1983 Argentina kembali ke pemerintahan sipil. Pada 1990, hubungan diplomatik penuh dengan Inggris dipulihkan.
Advertisement