Khawatir COVID-19 Varian Delta, Selandia Baru Bakal Wajibkan Pemakaian Masker

Selandia Baru mempertimbangkan untuk mewajibkan pemakaian masker dalam mengurangi risiko COVID-19 varian Delta.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 29 Jun 2021, 10:00 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2021, 10:00 WIB
Selandia Baru
Warga berolahraga di Taman Hagley di Christchurch, Selandia Baru pada Minggu (9/8/2020). Selandia Baru pada Minggu kemarin telah berhasil melewati 100 hari tanpa merekam kasus Virus Corona COVID-19 yang ditularkan secara lokal. (AP Photo/Mark Baker)

Liputan6.com, Wellington - Selandia Baru sedang mempertimbangkan untuk mewajibkan pemakaian masker pada tingkat siaga tinggi serta pemindaian wajib QR code dalam meningkatkan pelacakan kontak.

Hal itu dilakukan guna mengurangi risiko penyebaran COVID-19 varian Delta, kata Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, pada Senin (28/6).

"Munculnya varian Delta dan risiko yang ditimbulkannya terhadap gelembung trans-Tasman berarti sudah waktunya untuk mempertimbangkan langkah-langkah tambahan upaya kami untuk memperkuat gelembung dan mengurangi risiko penyebaran COVID-19 di Selandia Baru," kata PM Ardern, seperti dikutip dari Channel News Asia, Selasa (29/2/2021).

Selandia Baru menghentikan perjalanan bebas karantina dengan negara tetangga Australia pekan lalu, ketika wabah varian Delta memicu lockdown di Sydney dan pembatasan di tempat lain.

Kemunculan varian Delta juga memperpanjang kewaspadaan COVID-19 level 2 di Wellington hingga Selasa (29/6), karena pihak berwenang mengatakan masih ada risiko bahwa seorang turis Australia yang dites positif terkena virus corona setelah mengunjungi kota itu akhir pekan lalu.

"Kenaikan kasus COVID-19 di Australia menyebabkan gangguan signifikan di Selandia Baru", sebut PM Ardern pada konferensi pers.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


PM Ardern: Penangguhan Perjalanan trans-Tasman Perlu untuk Cegah COVID-19

Hari Pertama Pembukaan Travel Bubble Australia dan Selandia Baru Setelah 400 Hari Ditutup
Suasana hari pertama pemberlakuan travel bubble antara Australia dan Selandia Baru di Bandara Internasional Sydney, Senin, 19 April 2021. (dok.SAEED KHAN / AFP)

PM Ardern juga mengatakan bahwa kabinet telah meminta saran untuk membuat pemindaian wajib QR code di lokasi berisiko tinggi seperti bar dan restoran.

Langkah ini juga mempertimbangkan untuk mewajibkan pemakaian masker pada tingkat siaga 2 atau lebih tinggi di tempat-tempat yang dianggap berisiko tinggi.

Saat ini, pemakaian masker di Selandia Baru hanya hanya wajib di transportasi umum.

PM Ardern menjelaskan, bahwa menghentikan gelembung perjalanan trans-Tasman dengan Australia diperlukan untuk menghindari lebih banyak kasus positif COVID-19 yang tiba di negara itu dan mengarah pada pembatasan lebih lanjut.

Selandia Baru adalah salah satu dari segelintir negara yang telah menahan penyebaran COVID-19 di dalam perbatasannya.

Selandia Baru tidak mencatat kasus baru COVID-19 di antara masyarakatnya, menurut otoritas negara itu, sementara masih menangani 10 kasus infeksi di fasilitas isolasi yang dikelola.


Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah COVID-19

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah Covid-19
Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah COVID-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya