Liputan6.com, Jakarta - Panel penasihat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada 9 Juli bahwa manfaat vaksin mRNA COVID-19 lebih besar daripada risiko yang dapat menyebabkan peradangan jantung yang sangat kecil.
Selain itu, WHO juga mengingatkan vaksinasi akan mengurangi risiko rawat inap dan kematian, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (11/7/2021).
HO, dalam pernyatannya mengatakan bahwa laporan dari dua kondisi langka - miokarditis, radang jantung, dan lapisannya, yang disebut perikarditis - biasanya terjadi dalam beberapa hari setelah vaksinasi, terutama di antara pria yang lebih muda setelah dosis kedua.
Advertisement
Merujuk pada dua vaksin yang menggunakan teknologi mRNA, yaitu Pfizer-BioNTech dan Moderna, WHO mengatakan, "Kasus miokarditis dan perikarditis yang sangat jarang telah diamati setelah vaksinasi dengan vaksin mRNA COVID-19".
"Manfaat vaksin mRNA COVID-19 lebih besar daripada risiko dalam mengurangi rawat inap dan kematian akibat infeksi COVID-19," jelas WHO.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
WHO: Keluhan Miokarditis dan Perikarditis Usai Vaksinasi Umumnya Ringan
WHO mengatakan berdasarkan data yang tersedia, keluhan miokarditis dan perikarditis setelah vaksinasi "umumnya ringan."
"Individu yang divaksinasi harus diinstruksikan untuk mencari perawatan medis segera jika mendapatkan gejala yang menunjukkan miokarditis atau perikarditis, seperti onset baru dan nyeri dada yang terus menerus, sesak napas, atau palpitasi setelah vaksinasi," papar WHO.
Regulator obat Eropa, sebelumnya pada 9 Juli, mengatakan telah menemukan kemungkinan hubungan antara peradangan jantung yang sangat langka dan vaksin COVID-19 dari Pfizer-BioNTech dan Moderna.
Advertisement