Studi: Angka Kematian COVID-19 di India 10 Kali Lebih Besar dari Data Resmi

Secara resmi, India mencatat sekitar 400 ribu kasus COVID-19. Sebuah studi menyanggah data pemerintah.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jul 2021, 09:43 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2021, 07:33 WIB
Situasi Covid-19 Memburuk di Nepal
Seorang pria Nepal berjalan di antara dua tumpukan kayu saat mengkremasi jenazah korban COVID-19 di dekat kuil Pashupatinath di Kathmandu, Rabu (5/5/2021). Nepal kewalahan oleh lonjakan Covid-19 ketika wabah India menyebar ke seluruh Asia Selatan. (AP Photo/Niranjan Shrestha)

Liputan6.com, New Delhi - Sebuah studi menampilkan data yang berbeda dari anga resmi pemerintah India terkait jumlah kematian terkait COVID-19. Jumlah asli kematian akibat COVID-19 tercatat mencapai 10 kali lipat dari angka resmi. 

Dilaporkan VOA Indonesia, Rabu (21/7/2021), sebagian besar ahli percaya angka kematian resmi akibat COVID-19 di India yang mencapai lebih dari 414 ribu adalah jumlah yang sangat kecil. Namun, pemerintah menolak kekhawatiran itu dan menyebutnya berlebihan dan menyesatkan.

Mengutip hasil studi yang dirilis Selasa (20/7), Associated Press melaporkan perbedaan antara jumlah kematian tercatat dan jumlah kematian yang diperkirakan mencapai antara 3 juta hingga 4,7 juta antara Januari 2020 dan Juni 2021.

Angka kematian yang akurat disebut kemunginan "sulit didapat", tetapi jumlah kematian yang sebenarnya "kemungkinan akan menjadi lebih besar dari hitungan resmi."

Laporan itu diterbitkan oleh Arvind Subramanian, mantan kepala penasihat ekonomi pemerintah India, dan dua peneliti lain di Pusat Pengembangan Global dan Universitas Harvard.

Menurut laporan tersebut, pencatatan jumlah kematian kemungkinan terlewat tidak menghitung kematian yang terjadi rumah sakit-rumah sakit yang kewalahan atau ketika layanan kesehatan tertunda atau terganggu terutama selama lonjakan gelombang COVID-19 mencapai puncaknya pada awal tahun ini.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Data yang Tak Dihitung

Situasi Covid-19 Memburuk di Nepal
Pria Nepal mengkremasi jenazah korban COVID-19 sementara yang lain memperluas krematorium saat jumlah kematian meningkat di dekat kuil Pashupatinath di Kathmandu, Rabu (5/5/2021). Nepal kewalahan oleh lonjakan Covid-19 ketika wabah India menyebar ke seluruh Asia Selatan. (AP Photo/Niranjan Shrestha)

“Kematian yang sebenarnya mungkin dalam beberapa juta bukan ratusan ribu, membuat ini bisa dibilang sebagai tragedi kemanusiaan terburuk di India sejak pemisahan dan kemerdekaan,” kata laporan itu. 

Laporan tentang korban virus corona di India menggunakan tiga metode perhitungan. Pertama, data dari sistem pencatatan sipil yang mencatat kelahiran dan kematian di tujuh negara bagian.

Selanjutnya, tes darah yang menunjukkan prevalensi virus di India bersama dengan tingkat kematian COVID-19 secara global; dan terakhir survei ekonomi terhadap hampir 900 ribu orang yang dilakukan tiga kali setahun.

Peneliti mengingatkan bahwa setiap metode memiliki kelemahan, seperti survei ekonomi yang menghilangkan penyebab kematian.

Laporan itu juga memperkirakan hampir dua juta orang India meninggal selama lonjakan pertama COVID-19 pada tahun lalu dan mengatakan tidak “memahami skala tragedi secara waktu nyata (real-time)” mungkin telah “menimbulkan kepuasan kolektif yang menyebabkan kengerian” terhadap lonjakan kasus pada awal tahun ini.

Infografis COVID-19:

Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ayo Jangan Ragu, Vaksin Covid-19 Dipastikan Aman. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya