Liputan6.com, Melbourne - Negara bagian Victoria, Australia, mencabut lockdown mereka yang diterapkan selama beberapa hari. Aturan ini diterapkan pada 15 Juli lalu.
Masyarakat setempat kini bisa meninggalkan rumah tanpa pembatasan lagi. Namun, kondisi COVID-19 masih belum sepenuhnya terkenali, sebab New South Wales masih melaksanakan pembatasan.Â
Advertisement
Kabar terkait lockdown di Victoria menjadi sorotan pembaca isu Global Liputan6.com, Rabu (28/7/2021). Â
Selain itu, ada juga studi mengenai vaksin COVID-19 Sinovac yang kekuatannya berkurang setelah enam bulan suntikan dosis kedua. Dosis ketiga pun dijadikan rekomendasi.Â
Simak beritanya Top 3 Global berikut :Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
1. Victoria Cabut Lockdown
Negara bagian Victoria Australia mengatakan pada Selasa (27/7) akan mencabut penguncian ketat setelah membatasi penyebaran COVID-19. Sebagian besar pembatasan yang diberlakukan pada 15 Juli akan dihapus mulai Rabu setelah mencatat hanya 10 infeksi orang yang sudah dikarantina.
"Secara keseluruhan, ini adalah hari yang baik," kata Perdana Menteri negara bagian Victoria Daniel Andrews kepada wartawan di Melbourne.
Â
Advertisement
2. Jam Malam di Hanoi
Lebih dari 10 juta penduduk Kota Ho Chi Minh akan ditempatkan di bawah jam malam yang ketat mulai Senin (26/7), sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mengekang infeksi saat Vietnam memerangi lonjakan COVID-19 yang cepat.
Setelah berhasil menahan wabah virus corona terbatas tahun lalu, negara komunis itu sekarang mencatat peningkatan infeksi dan kematian yang dipicu oleh varian Delta yang sangat menular. Demikian seperti melansir Channel News Asia, Selasa (27/7).
3. Dosis Ketiga Vaksin Sinovac
Studi terbaru dari China menemukan bahwa antibodi dari vaksin Sinovac turun pada enam bulan setelah penerimaan vaksin dosis kedua. Solusinya adalah harus divaksin lagi.
Dilaporkan Market Watch, Selasa (27/7), setelah enam bulan hanya 16,9 persen - 35,2 persen partisipan yang masih memiliki level antibodi untuk melawan COVID-19 di atas batas yang dibutuhkan.
Advertisement