Waspada, 3 Teori Konspirasi Ini Konon Paling Banyak Beredar di Publik

Berhati-hatilah sejumlah teori konspirasi, mulai dari iluminati hingga vaksin COVID-19 ini konon yang paling banyak beredar di publik.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jul 2021, 19:40 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2021, 19:40 WIB
Konspirasi
Ilustrasi Konspirasi Covid-19 Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Apakah anda percaya pada sebuah teori konspirasi? Berbicara mengenai konspirasi tentunya tidak jauh dari suatu isu atau peristiwa.

Teori konspirasi bukanlah suatu hal yang baru, penganut teori ini percaya bahwa adanya suatu rahasia yang disembunyikan dari publik atas kejadian suatu peristiwa.

Di era digitalisasi, teori konspirasi cepat menyebar di media sosial. Adanya konspirasi yang beredar di publik, ada yang percaya dan ada juga yang tidak.

Berikut 3 teori konspirasi yang ramai dibicarakan yang dikutip dari Irish Times, Rabu (28/7/2021):

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

1. Iluminati Sebagai Penguasa Rahasia Dunia

Cerita Simbol Iluminati di Kuburan Belanda Tak Terurus
Kuburan Belanda yang sempat menjadi magnet warga Belanda kini terkesan angker karena tak terurus. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Teori iluminati sebagai penguasa dunia ini yakin bahwa dunia dijalankan oleh perkumpulan rahasia orang Bavaria pada abad ke-18, seperti dilansir dari Irish Times pada 11 April 2021.

Teori ini pertama kali disebarkan pada 1960-an di halaman surat Playboy. Saat teori ini disebarkan, awalnya hanya sebagai lelucon oleh sekelompok parodi politik.

Dari adanya teori ini, banyak ahli konspirasi yang mengatakan bahwa pencetus teori konspirasi tidak mengandalkan sifat mudah percaya dari pembacanya.

2. Gerakan Penentang Vaksin

Teori ini menentang untuk mendapatkan vaksin. Teori gerakan anti-vaksin ini percaya bahwa vaksin yang diberikan bukan mencegah penyakit, justru sebaliknya.

Vaksin ini dianggap membuat orang menjadi sakit, isu ini juga ditutup-tutupi oleh pemerintah dan perusahaan farmasi.

Pasalnya, gerakan anti vaksin ini bukan hanya terjadi sebelum COVID-19, tetapi konspirasi ini berkembang lagi di kalangan masyarakat dalam satu tahun terakhir.

Adanya teori ini membuat beberapa orang percaya dan menolak untuk vaksin. Namun, keyakinan ini dibantah oleh Andrew Wakefield, seorang mantan dokter, sekaligus aktivis anti vaksinasi.

Kemudian, ada juga yang percaya bahwa vaksin COVID-19 adalah upaya Bill Gates untuk membuat microchip kemanusiaan.

3. Teori COVID-19 Sebagai Penutup

Vaksinasi COVID-19 di Taman Dadap Merah
Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 untuk warga di Taman Dadap Merah, Kebagusan, Jakarta, Sabtu (10/7/2021). Pelaksanaan vaksinasi melalui mobil vaksin keliling juga diperuntukkan untuk anak usia 12 tahun ke atas. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Banyak asumsi tentang teori ini, seperti virus itu tidak nyata, penyakit yang tersebar disebabkan oleh radiasi dari Menara 5G, dan mengatakan bahwa virus Corona dibuat di lab China sebagai senjata biologis.

Kemudian, tidak sedikit yang percaya bahwa vaksin COVID-19 berbahaya yang dirancang untuk merestrukturisasi DNA manusia. Namun, tidak ada bukti yang membenarkan kepercayaan tersebut.

 

Reporter: Cindy Damara

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya