3 Penelitian Ini Memprediksi Jakarta Akan Tenggelam

Presiden AS Joe Biden mengutip laporan Jakarta akan tenggelam. Prediksi itu sudah ada sejak beberapa tahun lalu.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 03 Agu 2021, 16:39 WIB
Diterbitkan 03 Agu 2021, 16:39 WIB
FOTO: Warga Jala Ikan di Tengah Jalan yang Terendam Banjir
Warga menjala ikan di tengah jalan yang tertutup banjir di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2/2021). Banjir terjadi akibat luapan Kali Serua yang berada di pinggir jalan tol. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyorot kondisi ibu kota Indonesia. Presiden Biden mengutip proyeksi bahwa Jakarta akan tenggelam dalam 10 tahun ke depan. 

Tenggelamnya Jakarta lantas dikaitkan Presiden Biden ke pemindahan ibu kota Jakarta. Ia menyebut ini terkait masalah strategis dan lingkungan. 

"Apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?" kata Presiden Biden dalam transkrip di situs Gedung Putih.

Proyeksi Jakarta tenggelam bukanlah hal baru. Sudah ada sejumlah laporan yang memprediksi hal serupa akibat dampak dari krisis iklim. Peran pemerintah yang ceroboh juga menjadi sorotan.

Berikut tiga laporan Jakarta akan tenggelam untuk memahami dampak pembangunan yang tidak peduli lingkungan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

1. Jakarta Tenggelam 2050

FOTO: Warga Jala Ikan di Tengah Jalan yang Terendam Banjir
Warga menjala ikan di tengah jalan yang tertutup banjir di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2/2021). Banjir terjadi akibat luapan Kali Serua yang berada di pinggir jalan tol. (merdeka.com/Arie Basuki)

Hasil penelitian Nature Communication yang dirilis pada 29 Oktober 2019 menyebutkan bahwa beberapa negara, salah satunya Indonesia, bakal tenggelam pada 2050. Menurut penelitian itu, permukaan laut akan mengalami kenaikan 30 sampai 50 cm, yang tak lain merupakan dampak dari perubahan iklim.

Pengamat Perkotaan Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, menjelaskan pembangunan Giant Sea Wall dan pemindahan ibu kota bisa kontradiktif. 

"Pindah ibu kota, itu butuh angka Rp400-500 triliun. Sementara untuk Giant Sea Wall hanya untuk menyelamatkan Jakarta. Enggak tahu Jakarta masih ibu kota apa enggak ke depan nanti. Tapi yang jelas, biaya untuk menyelamatkan Jakarta itu cukup besar," papar Yayat kepada Liputan6.com.

2. Penelitian Belanda

FOTO: Warga Jala Ikan di Tengah Jalan yang Terendam Banjir
Warga menunjukkan ikan hasil menjala di tengah jalan yang tertutup banjir di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2/2021). Banjir terjadi akibat luapan Kali Serua yang berada di pinggir jalan tol. (merdeka.com/Arie Basuki)

Pada 2014, peneliti dari mengungkap risiko kota-kota di Asia Tenggara bakal tenggelam apabila tidak ada tindakan pencegahan.

Dilaporkan BBC, Gilles Erkens dari Deltares Research Institute di Utrecht berkata bagian-bagian dari Jakarta, Ho Chi Minh City, Bangkok, dan kota pesisir lainnya bisa tenggelam ke bawah level laut.

Dua faktor yang ia sorot adalah penurunan muka tanah dan kenaikan level laut. KEduanya menyebabkan banjir yang lebih besar dan lama.

Salah satu solusinya adalah menyetop pumping air tanah untuk minum. Gilles lantas mencontohkan bahwa Tokyo dan Venesia berhasil menanggulangi masalah ini.

3. Akibat Pemerintah yang Ceroboh

Banjir Rob Rendam Perumahan Pantai Mutiara Akibat Tanggul Jebol
Warga beraktivitas menggunakan perahu melintasi mobil terendam banjir rob di Kompleks Perumahan Pantai Mutiara, Pluit, Jakarta, Minggu (7/6/2020). (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Pada 2017, The New York Times merilis artikel berjudul "Jakarta Is Sinking So Fast, It Could End Up Underwater."

Pada artikel itu, kepemimpinan yang ceroboh selama puluhan tahun menjadi sorotan. Kecerobohan pemerintah menjadi efek domino yang mengancam kondisi geografis Jakarta.

Akibatnya, banyak pegembang di Jakarta yang menggali sumur-sumur ilegal sehingga hal itu berkontribusi pada tenggelamnya Jakarta.

Ahli hidrologi juga mengatakan Jakarta hanya memiliki 10 tahun saja untuk mencegah penenggelaman. Bila gagal, warga pertama yang terdampak berasal dari utara Jakarta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya