Liputan6.com, Tokyo - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Jepang telah mendeteksi varian Lambda dari COVID-19. Varian ini memiliki daya menular yang relatif tinggi dan berasa dari Peru.
Dilaporkan Japan Times, Sabtu (7/8/2021), varian Lambda dideteksi pada seorang perempuan berusia 30-an di Bandara Haneda. Ia tiba dari Peru pada 20 Juli 2021.
Advertisement
Baca Juga
Institut Nasional Penyakit Menular di Jepang menyebut varian ini punya kemungkinan lebih menural dan lebih resisten terhadap vaksin, namun detail-detailnya belum diketahui.
Kedatangan wanita itu tepat tiga hari sebelum Olimpiade Tokyo pada 23 Juli 2021.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Malaysia juga sudah menyorot ancaman dari varian Lambda yang sedang menyebar di Amerika Selatan.
Varian Lambda juga dikenal sebagai C.37. Pada 28 Juli 2021. Saat ini, varian ini berada di kategori Variant of Interest (VOI) di daftar WHO.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Apa itu VOI?
Menurut penjelasan WHO, Variant of Interest (VOI) berarti varian itu menimbulkan perubahan genetis yang mempengaruhi karakteristik virus, seperti penularan dan keparahan penyakit.
VOI juga berarti virusnya sudah menyebabkan penularan di masyarakat yang signifikan di beberapa negara, atau memicu sejumlah klaster COVID-19.
Selain varian Lambda, varian lainnya yang masuk VOI adalah varia Eta (B.1.525) yang muncul di sejumlah negara, kemudian varian Iota (B.1.526) yang muncul di AS, dan varian Kappa (B.1.617.1) yang terdeteksi di India.
Di Jepang, kasus corona saat ini baru saja tembus 1 juta kasus. Tokyo menjadi episentrum virusnya.
Advertisement