Liputan6.com, Jakarta - Diplomat Brunei Darussalam, yang ditunjuk oleh ASEAN sebagai utusan khusus untuk Myanmar, Erywan Yusof menyatakan pada Sabtu (7/8) bahwa ia harus diberi akses penuh ke semua pihak ketika mengunjungi negara tersebut.
Dikutip dari VOA Indonesia, Senin (9/8/2021)Â Erywan Yusof ditugaskan untuk mengawasi bantuan kemanusiaan dan mengakhiri kekerasan di Myanmar.
Baca Juga
Tugasnya juga termasuk membuka dialog antara penguasa militer dan para penentangnya.
Advertisement
"Rencana kunjungan ke Myanmar sedang dalam proses, dan yang perlu kami lakukan adalah memastikan kami siap ketika kami pergi ke sana, tidak seperti kunjungan yang saya lakukan pada Juni," kata Erywan, Menteri Luar Negeri Kedua Brunei, mengatakan kepada wartawan di Bandar Seri Begawan.
Di sisi lain, kelompok masyarakat sipil Myanmar menolak pengangkatan Erywan, dan menyebut ASEAN seharusnya melakukan konsultasi dengan lawan junta dan pihak lain.
PBB dan banyak negara telah mendesak ASEAN, yang 10 anggotanya termasuk Myanmar, untuk mempelopori upaya diplomatik untuk memulihkan stabilitas.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sekilas Tentang Penunjukkan Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar
Mengutip Kyodo News, penunjukan Erywan Yusof terjadi usai desakan dari Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi yang sejak Senin (2/8) mendesak penunjukan utusan khusus dalam pertemuan para menteri luar negeri ASEAN.Â
Penunjukan utusan khusus ASEAN ini merupakan salah satu bagian dari "lima poin konsensus" yang disepakati pada KTT Luar Biasa ASEAN yang diadakan di Indonesia pada akhir April 2021.
Utusan itu diharapkan dapat memfasilitasi mediasi dialog di antara "semua pihak terkait" untuk mencari "solusi damai untuk kepentingan rakyat," menurut konsensus.
Advertisement