Mimpi Atlet Perempuan Paralimpiade Tokyo Asal Afghanistan Gugur Akibat Kekacauan Taliban

Kekacauan di Afghanistan akibat insiden oleh Taliban turut menggugurkan mimpi atlet paralimpiade Tokyo 2020 asal Afghanistan.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 17 Agu 2021, 21:00 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2021, 21:00 WIB
Seorang tentara nasional Afghanistan memegang bendera resmi negara tersebut (AFP Photo)
Seorang tentara nasional Afghanistan memegang bendera resmi negara tersebut (AFP Photo)

Liputan6.com, Kabul - Zakia Khudadadi akan menjadi perempuan pertama yang mewakili Afghanistan di Paralimpiade yang dimulai di Tokyo bulan ini, tetapi mimpinya telah hancur di tengah kekacauan negara itu.

Hanya dua atlet Paralimpiade dari Afghanistan yang dijadwalkan untuk bertanding di Olimpiade yang akan dimulai pada 24 Agustus, yakni atlet taekwondo Zakia Khudadadi dan atlet lari Hossain Rasouli.

Melansir Al Jazeera Selasa (17/8/2021), Khudadadi (23) menjadi perempuan pertama yang mewakili Afghanistan di Paralimpiade.

Tetapi Komite Paralimpiade Internasional mengkonfirmasi pada hari Senin bahwa, dengan pengambilalihan Taliban, kedua atlet tersebut tidak lagi dapat melakukan perjalanan ke Jepang.

"Sayangnya, NPC (Komite Paralimpik Nasional) Afghanistan tidak akan lagi berpartisipasi dalam Paralimpiade Tokyo 2020," kata juru bicara IPC Craig Spence.

"Karena situasi serius yang sedang berlangsung di negara ini, semua bandara ditutup dan tidak ada cara bagi mereka untuk melakukan perjalanan ke Tokyo."

Tidak ada kabar apakah IPC telah diminta untuk mencoba membantu anggota tim, atau sedang melakukan upaya untuk melakukannya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Gugurnya Mimpi Atlet Afghanistan

Berlatih Taekwondo untuk Pertahanan Para Gadis Afghanistan
Gadis-gadis Afghanistan berlatih taekwondo selama sesi pelatihan di Kabul, Afghanistan, pada 1 Maret 2021. Latihan bela diri ini mengupayakan para perempuan di Afghanistan bisa melindungi dirinya sendiri. (AP Photo/Rahmat Gul)

Chef de Mission Arian Sadiqi dari Komite Paralimpiade Afghanistan yang berbasis di London mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa dia akan terbang ke Jepang pada hari Senin sementara tim – Khudadadi dan Rasouli – telah dijadwalkan tiba di Tokyo pada 17 Agustus.

Atlet Taekwondo Khudadadi diprofilkan di situs Paralimpiade pekan lalu berbicara tentang harapannya untuk Olimpiade.

"Saya sangat senang setelah mendapat kabar bahwa saya mendapat wild card untuk bertanding di Olimpiade," kata atlet berusia 23 tahun dari Herat tersebut.

"Ini adalah pertama kalinya seorang atlet perempuan akan mewakili Afghanistan di Olimpiade dan saya sangat senang," katanya saat itu.

Sadiqi mengatakan para atlet telah berusaha untuk mengamankan penerbangan, tetapi harganya menjadi melonjak ketika Taliban mengambil alih serangkaian kota.

Kemudian keberangkatan mereka pun menjadi tidak mungkin.

"Mereka benar-benar bersemangat sebelum situasi ini. Mereka berlatih di mana pun mereka bisa, di taman dan kebun belakang," katanya.

Sejarah Atlet Afghanistan

Berlatih Taekwondo untuk Pertahanan Para Gadis Afghanistan
Gadis-gadis Afghanistan berlatih taekwondo selama sesi pelatihan di Kabul, Afghanistan, pada 1 Maret 2021. Latihan bela diri ini mengupayakan para perempuan di Afghanistan bisa melindungi dirinya sendiri. (AP Photo/Rahmat Gul)

Atlet Afghanistan pertama kali berkompetisi di Paralimpiade 1996 tetapi tidak pernah memenangkan medali.

Rohullah Nikpai menjadi peraih medali Olimpiade pertama Afghanistan dalam olahraga apa pun ketika ia memenangkan perunggu di taekwondo di Olimpiade Beijing 2008, dan kemudian mengulangi prestasi itu di London 2012.

Sadiqi mengatakan masa depan atlet Afghanistan tampak suram, jika masa lalu adalah segalanya.

"Ada banyak kemajuan, baik di Olimpiade maupun Paralimpiade," katanya tentang beberapa dekade terakhir.

"Di tingkat nasional pesertanya banyak, atletnya banyak… tapi kita hanya bisa memprediksi dari apa yang terjadi di masa lalu."

Sebelumnya pada era Taliban, orang tidak bisa bertanding, tidak bisa berpartisipasi, terutama atlet perempuan.

"Bagi saya, itu memilukan," katanya.

Ia akan menjadi atlet taekwondo perempuan Afghanistan pertama yang ambil bagian. Ini adalah sejarah bagi negara tersebut maka ia bersemangat untuk ambil bagian dan sangat bersemangat untuk bersaing.

Infografis Taliban Rebut Kabul, Afghanistan Genting

Infografis Taliban Rebut Kabul, Afghanistan Genting. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Taliban Rebut Kabul, Afghanistan Genting. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya