Taliban Buka Pintu untuk China Berkontribusi Bangun Kembali Afghanistan

Taliban kini membuka pintu untuk menjalin kerjasama dengan dunia internasional, salah satunya China.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Agu 2021, 14:31 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2021, 14:31 WIB
FOTO: Taliban Duduki Istana Kepresidenan Afghanistan
Pejuang Taliban menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Afghanistan, Minggu (15/8/2021). Taliban menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan setelah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu. (AP Photo/Zabi Karimi)

Liputan6.com, Jakarta - Sejak Minggu 15 Agustus, pemerintahan Afghanistan jatuh ke tangan kelompok militan Taliban setelah menguasai Istana Kepresidenan di Ibu Kota Kabul. Taliban pun kini membuka pintu untuk menjalin kerjasama dengan dunia internasional, salah satunya China.

Juru bicara Taliban Suhail Shaheen mengatakan, pihaknya membuka pintuk untuk China berkontribusi pada pembangunan kembali Afghanistan.

"China telah memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan perdamaian dan rekonsiliasi di Afghanistan," kata Shanen kepada media pemerintah China, CGTN, dikutip Jumat (20/8/2021) .

Dalam menghadapi Taliban, China yang semakin kuat dapat memanfaatkan fakta bahwa Tiongkok tidak berperang di Afghanistan, tidak seperti Rusia dan Amerika Serikat.

"China adalah negara besar dengan ekonomi dan memiliki kapasitas yang besar - saya pikir mereka dapat memainkan peran yang sangat besar dalam pembangunan kembali, rehabilitasi, rekonstruksi Afghanistan," ujar Shaheen.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pertemuan dengan Delegasi Taliban

Juru bicara Taliban Suhail Shaheen
Juru bicara Taliban Suhail Shaheen. (Dok. Anadolu Agency)

Taliban telah merebut kendali Afghanistan selama akhir pekan dalam pergolakan yang membuat ribuan warga sipil dan sekutu militer Afghanistan melarikan diri demi keselamatan.

Banyak yang takut akan kembalinya interpretasi keras hukum Islam yang diberlakukan selama pemerintahan Taliban sebelumnya yang berakhir 20 tahun lalu.

Namun, selama pertemuan Menteri Luar Negeri China Wang Yi dengan delegasi Taliban di kota pelabuhan China utara Tianjin bulan lalu, Wang Yi berharap Afghanistan dapat mengadopsi kebijakan Islam moderat.

China telah mengutip ekstremisme agama sebagai kekuatan destabilisasi di wilayah barat Xinjiang dan telah lama khawatir bahwa wilayah yang dikuasai Taliban akan digunakan untuk menampung pasukan separatis.

 

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya