Liputan6.com, Kuala Lumpur - Dalam konferensi pers harian Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) pada Mei lalu, Dr Noor Hisham menyarankan untuk mulai berlatih dobel masker saat pandemi Virus Corona COVID-19. Tujuannya agar lebih terlindungi.
Penggunaan dobel masker dinilai menciptakan lapisan untuk menyaring partikel.
Pada penampilan terkininya 23 Agustus 2021, dia mengatakan harus menambahkan lapisan lain, yakni face shield atau pelindung wajah. Demikian seperti diunggah dalam akun Twitter-nya.
Advertisement
"Masker dan pelindung wajah dapat membantu mencegah penularan ketika jarak fisik dan tinggal di rumah dilonggarkan atau tidak lagi memungkinkan," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa dengan pelindung wajah ini dapat menghindari tangan menyentuh wajah.
"Pelindung wajah harus menjadi bagian dari strategi untuk mengurangi penularan COVID-19 di masyarakat karena dapat diproduksi dengan cepat dan terjangkau," imbuhnya yang tertuang dalam unggahan keduanya di Twitter terkait pelindung tubuh.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
We need to adopt the practical application of Face shields, which can be quickly and affordably produced and distributed. It should be included as part of strategies to safely and significantly reduce transmission in the community setting. pic.twitter.com/hbA0kphqkw
— Noor Hisham Abdullah (@DGHisham) August 23, 2021
96% Lebih Efektif
Dr Noor Hisham juga memberikan statistik peluang yang tidak disadari selama ini.
"Penggunaan pelindung wajah dengan dobel masker dapat memberikan perlindungan hingga 96% dari COVID-19 varian Delta yang dominan di negara kita (Malaysia)," ujar Dr Noor Hisham.
Sebuah penelitian pada 2014 oleh Lindsley et.al, percobaan dilakukan dengan menggunakan simulator pasien batuk dan simulator pekerja pernapasan.
Dalam eksperimen itu, digunakan aerosol batuk bermuatan influenza dengan volume median diameter (VMD) 8,5 m dan penggunaan pelindung wajah saja bisa mengurangi paparan hingga 96%. Sementara itu, dapat mengurangi kontaminasi permukaan respirator hingga 97%.
Kali ini, aerosol dengan VMD yang lebih kecil (3,4 m) digunakan dan ternyata pelindung wajah hanya berhasil memblokir 68% batuk dan mengurangi kontaminasi permukaan sebesar 76%.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Lee Byung UK pada 2020 mengungkapkan bahwa COVID-19 dapat ditemukan dalam partikel pernapasan berukuran 4,7 m.
Oleh karena itu, bahkan dengan VMD yang lebih kecil, mengenakan pelindung wajah masih dapat mengurangi kontaminasi permukaan dengan persentase yang cukup besar.
Dalam eksperimen Lindsley et al., mereka juga memanipulasi variabel jarak yang menunjukkan bahwa physical distancing dapat membantu mengurangi paparan partikel.
Kesimpulannya, mereka mengatakan bahwa pelindung wajah berguna bagi pekerja yang merawat pasien dengan infeksi saluran pernapasan tetapi tidak boleh menggantikan pelindung pernapasan, seperti masker.
Reporter: Cindy Damara
Advertisement