Liputan6.com, New York City - Potensi kehadiran varian COVID-19 baru yang lebih kuat melawan vaksin telah diantisipasi oleh CEO Pfizer Albert Bourla. Ia menyebut kehadiran varian itu bukanlah hal yang mustahil.
Bos Pfizer itu berkata ilmuwan-ilmuwannya selalu meneliti varian baru.Â
Advertisement
Baca Juga
"Setiap ada varian yang muncul di dunia, ilmuwan-ilmuwan kami memeriksanya. Dan mereka meneliti apakah varian ini bisa lolos dari perlindungan vaksn kami," ujar Albert Bourla kepada Fox News, dikutip Kamis (26/8/2021).
Bourla pun yakin varian yang lebih kuat melawan vaksin COVID-19 itu bisa muncul.
"Kami percaya ada kemungkinan salah satu dari mereka akan muncul," ujarnya.
Namun, Bourla menyebut ilmuwan-ilmuwan Pfizer akan berusaha supaya ada vaksin khusus untuk melawan varian baru. Batas waktunya tak sampai 95 hari.
"Kami telah membangun proses agar dalam 95 hari dari hari kita mengidentifikasi varian sebagai variant of concern, kita akan bisa memiliki yang disusun untuk melawan varian ini," ujarnya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pfizer di Jabodetabek
Vaksin Pfizer kini sudah dipakai di Jabodetabek. Presiden Jokowi pun menantikan agar disuntik vaksin booster dengan Pfizer.Â
Penyimpanan vaksin Pfizer agak sulit karena butuh tempat khusus. Kementerian Kesehatan pun ingin membelinya.Â
Tempat penyimpanan khusus tersebut berupa 55 unit Ultra Cold Chain (UCC) untuk menyimpan vaksin COVID-19 berteknologi mRNA, seperti vaksin Pfizer.
Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, tempat penyimpanan khusus untuk vaksin Pfizer yang tahan sampai -80 derajat Celcius dibeli melalui UNICEF.Â
UNICEF termasuk organisasi dunia yang melakukan distribusi miliran vaksin setiap tahunnya untuk program vaksinasi anak-anak di seluruh negara.
Upaya pembelian tempat penyimpanan khusus vaksin Pfizer, kata Budi, bertujuan memerkuat jalur distribusi logistik rantai dingin vaksin berteknologi mRNA.
"Jadi, kami membeli langsung lewat mereka. Harganya bisa jauh lebih murah dan ketersediaannya lebih cepat," kata Menkes Budi saat Rapat kerja bersama Komisi IX DPR di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta pada Rabu, 25 Agustus 2021.
Selanjutnya, UCC yang sudah dibeli akan disebar ke 34 provinsi di Indonesia, khususnya di ibu kota provinsi.
"Rencananya kita akan taruh ke seluruh 34 ibu kota provinsi, sehingga ibu kota provinsi bisa menjadi hub-hub (jaringan) penyimpanan vaksin-vaksin yang membutuhkan rantai dingin sampai -80 derajat Celsius," ujar Menkes Budi.
Ada pun vaksin Pfizer yang tiba di Indonesia pada Kamis, 19 Agustus 2021, berjumlah 1.560.780 dosis.
Advertisement