Taliban Minta Bantuan Turki Kelola Bandara di Ibu Kota Afghanistan

Taliban minta Turki bantu kelola bandara, tapi dengan syarat.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 26 Agu 2021, 21:10 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2021, 21:10 WIB
Antrean Warga Afghanistan untuk Kabur dengan Pesawat AS
Orang-orang Afghanistan mengantre dan menaiki pesawat militer AS untuk meninggalkan Afghanistan, di bandara militer di Kabul, Kamis (19/8/2021). Ribuan orang berlomba-lomba melarikan diri dari Afghanistan setelah pasukan Taliban berhasil merebut pemerintahan negara itu. (Shakib RAHMANI/AFP)

Liputan6.com, Kabul - Taliban meminta bantuan teknis Turki untuk mengelola bandara Kabul setelah kepergian pasukan asing. Turki juga sebetulnya anggota NATO yang mengirim pasukan ke Afghanistan.

Meski meminta bantuan, pihak Taliban juga ingin agar Turki memulangkan pasukannya dengan batas akhir 31 Agustus 2021, sama seperti batas untuk pasukan Amerika Serikat.

Menurut laporan The Jerusalem Post, Kamis (26/8/2021), dua pejabat Turki mengungkap ke Reuters terkait permintaan tersebut. Mereka minta bantuan Turki, tetapi bersikeras agar ratusan pasukan Turki juga angkat kaki.

"Memastikan keselamatan para pekerja tanpa Angkatan Bersenjata Turki adalah pekerjaan yang berisiko," ujar seorang pejabat Turki secara anonim.

Setelah Taliban berkuasa, sebetulnya Turki juga telah menawarkan bantuan teknis dan keamanan untuk bandara. Presiden Recep Tayyip Erdogan juga siap menyiagakan pasukan di area bandara.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bank Dunia Hentikan Pendanaan Proyek di Afghanistan

FOTO: Taliban Duduki Istana Kepresidenan Afghanistan
Pejuang Taliban menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Afghanistan, Minggu (15/8/2021). Taliban menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan dengan puluhan anggota bersenjatanya. (AP Photo/Zabi Karimi)

Bank Dunia telah menghentikan pendanaan untuk proyek-proyek di Afghanistan setelah Taliban menguasai negara itu.

Ini disebabkan oleh kekhawatiran tentang bagaimana pengambilalihan Taliban akan berdampak pada "prospek pembangunan negara, terutama bagi perempuan". 

Langkah itu dilakukan hanya selang beberapa hari setelah Dana Moneter Internasional (IMF) menangguhkan pembayaran ke Afghanistan, demikian dikutip dari laman BBC, Rabu (25/8).

Pemerintahan Joe Biden juga telah membekukan aset bank sentral Afghanistan yang disimpan di AS.

"Kami telah menghentikan pencairan dana dalam operasi kami di Afghanistan dan kami memantau dan menilai situasi dengan cermat sesuai dengan kebijakan dan prosedur internal kami," kata juru bicara Bank Dunia kepada BBC.

"Kami akan terus berkonsultasi secara erat dengan komunitas internasional dan mitra pembangunan. Bersama dengan mitra kami, kami mencari cara agar kami dapat tetap terlibat untuk mempertahankan hasil pembangunan yang diperoleh dengan susah payah dan terus mendukung rakyat Afghanistan."

Sejak 2002, lembaga keuangan yang berbasis di Washington telah memberikan komitmen lebih dari US$ 5,3 miliar untuk proyek-proyek rekonstruksi dan pembangunan di Afghanistan.

Pada Jumat kemarin, Bank Dunia mengatakan kepada staf bahwa tim yang berbasis di Kabul dan keluarga dekat mereka telah dievakuasi dengan aman dari Afghanistan ke Pakistan.

Infografis Afghanistan-Taliban:

Infografis Taliban Rebut Kabul, Afghanistan Genting. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Taliban Rebut Kabul, Afghanistan Genting. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya