Liputan6.com, Paris - Seorang mantan jurnalis yang melaporkan dari Paris pada malam kematian Putri Diana dan mengklaim harus memecahkan sebuah kode rahasia terkait kondisi mendiang Princess of Wales dari pihak berwenang Prancis.
Putri Diana tewas pada 31 Agustus 1997 dalam usia 36 tahun, dan pada Selasa (31/8/2021) ini menandai 24 tahun sejak kecelakaan mobil fatalnya di Paris, Prancis.
Baca Juga
Namun menurut mantan koresponden Paris Kevin Connolly, yang merupakan salah satu jurnalis pertama di tempat kejadian mengatakan laporan soal kematian Putri Diana sangat lambat diterima.
Advertisement
"Kami sangat hati-hati mendengarkan otoritas Prancis dan mencoba memecahkan kode apa yang mereka katakan kepada wartawan," katanya, berbicara kepada The Express.
"Polisi sangat berhati-hati dengan cerita yang mereka rilis."
"Kata awal dari polisi dan sumber rumah sakit adalah 'ya, itu Princess of Wales, ya, dia terluka' tetapi tidak masuk akal pada jam pagi hari dia terluka parah.
Wartawan percaya bahwa pihak berwenang Prancis 'ngeri' karena harus berurusan dengan tragedi besar seperti itu.
"Mereka menyadari skala global tentang insiden ini," tambahnya.
Baru tujuh tahun setelah kecelakaan itu, John Stevens, komisaris polisi Metropolitan, diminta untuk menyelidiki beberapa pertanyaan.
Ini termasuk, apakah Putri Diana hamil pada saat kematiannya? Apakah sampel darah yang dikaitkan dengan Henri Paul benar-benar berasal darinya?
Kata-kata Terakhir Putri Diana Menjelang Ajal
Sementara itu, seorang kepala pemadam kebakaran membeberkan kata-kata terakhir Putri Diana saat kecelakaan mobil fatal yang dialaminya terjadi pada 31 Agustus 1997.
Kepala pemadam kebakaran yang merupakan salah satu orang pertama yang membantu Putri Diana telah angkat bicara tentang bagaimana sang Putri menoleh padanya dan bertanya, "Ya Tuhan, apa yang terjadi?"
Melansr dari laman Page Six, Sersan Xavier Gourmelon mengatakan pada Daily Mail bahwa ketika tiba dilokasi kecelakaan yang menghancurkan pada Agustus 1997, Putri Diana masih dapat bergerak dan berbicara.
"Ia berbicara dalam bahasa Inggris dan berkata 'Ya Tuhan, apa yang terjadi?' Saya masih bisa mengingat itu, jadi saya mencoba menenangkannya. Saya memegang tangannya," ujar Xavier Gourmelon, yang memberi pernyataan pada polisi, namun belum pernah berbicara pada pers.
Kecelakaan di terowongan yang diperkirakan sekitar 65 mph langsung membunuh pengemudi, Henri Paul, dan pacar baru Putri Diana, Dodi Fayed.
Bagaimanapun, Putri Diana secara fisik tampak baik-baik saja, selain luka di bahunya, kenang Xavier, yang bahkan tidak tahu bahwa ia sedang mencoba menyelamatkan seorang putri.
Setelah Xaview membantu Putri Diana ke ambulans, ia baru mnegetahui Diana seorang putri dari seorang kapten di tempat kejadian.
"Ia memberi tahu saya siapa dia (Putri Diana) dan kemudian, ya, saya mengenalinya, tetapi pada saat itu saya tidak mengenalinya," ujar Xavier.
Hal serupa dialami oleh Frederic Mailliez, seorang dokter yang sedang tidak bertugas yang menemukan lokasi kecelakaan saat perjalanan pulang dari pesta.
Ia melihat 2 (korban) yang tampaknya sudah meninggal dan 2 lainnya – termasuk pengawal Diana – terluka parah tetapi masih hidup.
Frederic Mailliez pertama kali membantu putri Diana yang sedang duduk di lantai di baris belakang mobil Mercedes.
"Saya menemukan bahwa ia adalah perempuan paling cantik dan tidak memiliki luka (yang serius) di wajahnya. Ia tidak berdarah (saat itu) tetapi ia hampir tak sadarkan diri dan mengalami kesulitan bernapas," kenang Frederic.
"Jadi, saya mulai berbicara dalam bahasa Inggris dengannya, mengatakan bahwa saya adalah seorang dokter dan ambulans sedang dalam perjalanan dan semuanya akan baik-baik saja," ujarnya.
Frederic segera pergi setelah pekerja darurat mengambil alih.
"Dan saya meninggalkan tempat kejadian tanpa mengetahui siapa yang saya rawat," ujarnya.
Advertisement