Inggris Laporkan Kematian Tertinggi Akibat COVID-19 Sejak Maret 2021

Inggris melaporkan kematian tertinggi akibat COVID-19 sejak Maret 2021. Simak selengkapnya.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 02 Sep 2021, 12:54 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2021, 12:54 WIB
FOTO: Suasana London Saat Inggris Terapkan Lockdown Nasional Ketiga
Seorang wanita yang mengenakan masker berjalan di atas Waterloo Bridge yang kosong, London, Inggris, 12 Januari 2021. Inggris sedang menerapkan lockdown nasional ketiga untuk mengekang penyebaran virus corona COVID-19. (Victoria Jones/PA via AP)

Liputan6.com, London - Inggris melaporkan 207 kematian baru terkait Virus Corona - jumlah kematian tertinggi yang tercatat dalam sehari sejak 9 Maret 2021. 

Pada 9 Maret 2021, Inggris melaporkan 231 kematian baru akibat COVID-19.

Dikutip dari Xinhuanet, Kamis (2/9/2021) total kematian terkait Virus Corona di Inggris sekarang mencapai 132.742. Angka-angka ini hanya mencakup kematian pada warga yang meninggal dalam waktu 28 hari terakhir setelah dites positif.

Angka resmi yang dirlis pada Rabu (1/9) menunjukkan 35.693 orang lainnya di Inggris telah dites positif COVID-19, menjadikan total kasus Virus Corona di negara itu menjadi 6.825.074.

Data terbaru datang karena paspor vaksin COVID-19 mungkin diperlukan bagi orang-orang yan masuk ke klub malam dan acara berskala besar di Skotlandia.

Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon mengatakan, jumlah infeksi baru 80 persen lebih tinggi dari pekan lalu dan lima kali lebih tinggi dari empat pekan lalu. 

Sturgeon juga menggambarkan situasi COVID-19 "sangat mengkhawatirkan."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sekolah di Inggris Khawatirkan Murid Berisiko Tertular COVID-19

Lalu lintas warga saat hendak melakukan tes virus corona di pusat pengujian drive-in di Bandara Glasgow, saat Inggris terus melakukan lockdown.
Lalu lintas warga saat hendak melakukan tes virus corona di pusat pengujian drive-in di Bandara Glasgow, saat Inggris terus melakukan lockdown. (Andrew Milligan / POOL / AFP)

Sementara itu, para pemimpin sekolah di Inggris telah menyatakan keprihatinan tentang dampak potensial kasus COVID -19 pada murid yang kembali ke kelas tatap muka.

Namun, menurut surat kabar The Independent, penasihat pemerintah Inggris dilaporkan menolak merekomendasikan vaksinasi untuk remaja yang lebih muda karena khawatir hal itu dapat menimbulkan masalah bagi kampanye vaksinasi booster.

Para ahli dari Joint Committee on Vaccination and Immunisation (JCVI) kini sedang bersiap untuk mengeluarkan panduan tentang apakah pemerintah Inggris akan menawarkan suntikan vaksin kepada anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun, seperti yang dilakukan beberapa negara lain.

Lebih dari 88 persen orang berusia 16 tahun ke atas di Inggris telah mendapatkan dosis pertama vaksin COVID-19 mereka, dan hampir 79 persen telah menerima kedua dosis tersebut, menurut angka terbaru.

Diketahui bahwa untuk menuju ke aktivitas normal, negara-negara seperti Inggris, China, Jerman, Rusia, dan Amerika Serikat telah berpacu dengan waktu untuk meluncurkan vaksin COVID-19.

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah COVID-19

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah Covid-19
Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah COVID-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya