AS Hengkang dari Afghanistan, Parade Taliban Pamer Jarahan Kendaraan Militer Milik Pasukan AS

Liputan6.com, Jakarta - Taliban pada Rabu (1/9) mengarak beberapa perangkat militer yang mereka rebut selama pengambilalihan Afghanistan, ketika sebuah tim dari Qatar mendarat di bandara Kabul -- ini merupakan langkah pertama untuk mengembalikan fasilitas itu dan sebagai jalur bantuan.

Penerbangan Qatar Airways, yang pertama mendarat di Kabul sejak AS menarik diri dari Afghanistan pada hari Senin, membawa tim ahli teknis untuk bekerja di bandara, kata seorang sumber yang dekat dengan masalah tersebut kepada AFP.

Tujuannya adalah untuk melanjutkan penerbangan bantuan, setelah PBB memperingatkan "bencana kemanusiaan" yang menjulang di Afghanistan yang dilanda perang, dan untuk memberikan jalan keluar bagi mereka yang ingin melarikan diri dari rezim baru.

Pembicaraan sedang berlangsung tentang siapa yang sekarang akan menjalankan bandara. Hal ini hanya salah satu dari banyak tantangan menakutkan yang dihadapi Taliban saat mereka beralih dari kelompok pemberontak ke kekuasaan pemerintahan.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kelompok Taliban merayakan penarikan AS sebagai kemenangan bersejarah setelah menguasai Afghanistan dua minggu lalu.

Kedatangan Taliban di Kabul mengakhiri serangan selama dua minggu yang mencengangkan di seluruh negeri dan mengakhiri aksi pemberontakan mereka selama 20 tahun.

Pada hari Rabu, barisan panjang mobil Humvee hijau dan kendaraan tempur lapis baja melaju dalam satu barisan di sepanjang jalan raya di luar Kandahar sebagai tempat kelahiran spiritual gerakan militan, sambil mengibarkan bendera putih-hitam Taliban.

Sebuah helikopter terbang di atas membuntuti standar Taliban saat para anggotanya yang mengenakan penutup kepala melambai di bawahnya.

Setidaknya satu helikopter Black Hawk terlihat terbang di atas Kandahar dalam beberapa hari terakhir, menunjukkan seseorang dari mantan tentara Afghanistan berada di kemudi karena Taliban kekurangan pilot.