1.200 Warga Afghanistan yang Memenuhi Syarat ke Inggris Tak Berhasil Dievakuasi

Setidaknya 1.200 warga Afghanistan yang merupakan penerjemah tidak bisa mendapatkan penerbangan untuk evakuasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Sep 2021, 13:31 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2021, 13:31 WIB
Bandara Kabul dipenuhi warga
(Metalmeyhemradio.com)

Liputan6.com, Kabul - Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengtakan lebih dari 1.200 orang yang terdiri dari ratusan penerjemah Afghanistan serta keluarga mereka, masih tetap berada di negara itu karena mereka tidak bisa mendapatkan penerbangan evakuasi.

Mengutip situs News Sky, Jumat (24/9/2021), Ben Wallace mengatakan ada 260 penerjemah yang bekerja untuk Inggris dan sudah diperiksa keamanannya, tetapi tidak pernah berhasil terbang keluar dari Afghanistan setelah penarikan pasukan pada 30 Agustus lalu.

"Ada 260 principles yang tersisa di Afghanistan, 1.232 orang jika termasuk keluarga mereka," katanya kepada House of Commons.

Wallace mengatakan, Kementerian Pertahanan Inggris (MoD) meyakini masih ada 900 lebih lanjut "kasus kredibel" di negara itu yang dapat memenuhi syarat untuk Kebijakan Relokasi dan Bantuan Afghanistan (ARAP).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kementerian Pertahanan Tidak Bisa Menjalin Komunikasi dengan Warga yang Belum Dievakuasi

Evakuasi warga Afghanistan
(SkyNews/UKMODCrownCopyright/BenShread)

Sebelumnya, pemerintah mengatakan tidak yakin tentang berapa banyaknya orang yang belum berhasil melakukan penerbangan evakuasi setelah sekitar 15.000 orang diterbangkan dari Kabul oleh Inggris.

Boris Johnson mengatakan pada 6 September ada 311 penerjemah yang belum berhasil keluar, tetapi Wallace mengatakan beberapa dari mereka sekarang sudah berhasil keluar, meninggalkan 260 penerjemah yang masih di Afghanistan. Namun, jumlah anggota keluarga dari penerjemah sebelumnya masih belum diungkapkan.

Kementerian Pertahanan menambahkan bahwa 43 juru bahasa telah berhasil sampai ke negara ketiga, dengan total 163 orang termasuk keluarga mereka.

Ada delapan penerjemah yang tidak bisa menjalin komunikasi dengan Kementerian Pertahanan "meskipun kami sudah berkali-kali mencobanya", katanya.

Menhan Wallace menjawab pertanyaan mendesaknya setelah terungkap lebih dari 250 penerjemah yang masih menetap di Afghanistan dikirimi email pada Senin malam, di mana semua alamat email mereka bisa terkirim.

Dikhawatirkan mereka dapat diidentifikasi dan ditargetkan oleh Taliban.

E-mail Mingguan yang Takut Terlacak Kelompok Taliban

15.000 pengungsi Afghanistan berhasil dievakuasi
(Pengungsi Afghanistan/AP)

Menhan Wallace meminta maaf atas kesalahan tersebut dan mengatakan orang yang bertanggung jawab untuk mengirimkan email "mingguan", yang telah ia konfirmasi sebagai salah satu pekerja untuk Kementerian Pertahanan, telah ditangguhkan.

Menteri Pertahanan itu mengatakan "Dengan ini saya mengatakan bahwa saya sangat marah akan hal ini, ini merupakan pernyataan yang meremehkan dan akan saya arahkan untuk penyelidikan secara langsung."

Dia mengatakan itu adalah email mingguan yang dikirimkan ke mereka yang masih di Afghanistan dan email itu "segera ditarik setelah adanya indikasi identifikasi pelanggaran"

Email yang telah dikirim ke beberapa orang yang masih berada di Afganistan disarankan untuk segera dihapus dan mengubah alamat email mereka, "banyak dari mereka telah melakukannya" .

"Itu adalah email massal, tidak berisi alamat rumah mereka atau apa pun. Profil foto yang ada merupakan foto profil alamat email," katanya.

"Setelah melihat alamat email, sebagian besar nama email yang dipakai bukan nama yang spesifik. Itu tidak mengubah dampak mendasar yang nantinya mungkin bisa terjadi".

Meningkatkan Keamanan Informasi

Orang-orang menunggu di luar bandara karena tidak bisa masuk
(News.sky.com)

Dia mengatakan bahwa ia telah "membuat perubahan untuk meningkatkan keamanan informasi" di dalam Kementerian Pertahanan dan menteri angkatan bersenjata James Heappey saat ini berada di wilayah tersebut untuk berbicara dengan negara-negara tetangga "untuk melihat apa lagi yang bisa kita lakukan".

Skema ARAP akan terus beroperasi dan membawa kembali orang yang tersisa ke Inggris "selama berapa banyak yang memenuhi syarat dan berapa lama waktu yang dibutuhkan", tambahnya.

Penulis : Azarine Natazia

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya