Liputan6.com, Washington, DC - Panel penasihat CDC di Amerika Serikat (AS) menolak vaksin booster COVID-19Â untuk umum. Vaksin booster Pfizer hanya didukung untuk lansia berusia 65 tahun ke atas dan warga berisiko tinggi.
Dilansir NPR, Jumat (24/9/2021), panel itu mengambil voting dan hasilnya secara mayoritas mendukung bahwa booster hanya untuk kalangan khusus saja.
Selain lansia usia 65 tahun ke atas, warga usia 18 sampai 64 tahun juga didukung agar mendapatkan vaksin booster. Khusus usia 18-49 tahun, pasien diminta untuk konsutasi duu dengan dokter terkait benefit vaksin booster.
Advertisement
Rekomendasi FDA dan CDC adalah hal yang harus diikuti oleh provider vaksin. Dasar aturan itu terutama karena pemerintah telah membeli semua vaksin COVID-19 selama pandemi.
Sebelumnya, panel penasihat FDA juga hanya mendukung vaksin booster untuk warga lansia dan berisiko tinggi saja.
Gedung Putih menyambut positif perkembangan ini, meski sebenarnya ini berbeda dari rencana untuk memberikan vaksin booster ke semua kalangan.
AS Tambah Donasi Pfizer
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden siap mendonasikan tambahan 500 juta dosis vaksin Pfizer ke seluruh dunia. Negara-negara tajir lainnya juga diajak menambah sumbangan.
"Kita tidak akan menyelesaikan krisis ini dengan ambisi setengah-setengah atau tengah-tengah. Kita perlu melakukan yang besar," kata Presiden Biden di acara Global COVID-19 Summit, dilaporkan NPR, Kamis (23/9).
Pada pertemuan itu, turut hadir Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, hingga Presiden Joko Widodo.
Sekjen PBB António Guterres turut hadir dan menekankan agar 40 persen warga seluruh dunia sudah divaksin COVID-19 di akhir 2021, dan 70 persen populasi negara di akhir 2022.
Pesan itu juga disampaikan oleh Gedung Putih melalui rilis resmi mereka.
Sekjen PBB mengingatkan bahwa baru tiga persen rakyat Afrika yang harus divaksinasi. Ia pun mengingatkan agar negara-negara berpendapatan tinggi membantu negara-negara pendapatan rendah.
Advertisement