CDC Tolak Vaksin Booster COVID-19 untuk Umum, Kecuali Orang Berisiko

CDC di Amerika Serikat mendukung suntikan booster vaksin COVID-19 untuk orang-orang berisiko dan lansia.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 24 Sep 2021, 06:30 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2021, 06:30 WIB
Joe Biden Disuntik Vaksin Corona COVID-19
Presiden Amerika Serikat terpilih, Joe Biden dan istrinya Jill Biden membawa nampan kue untuk pekerja garis depan di Rumah Sakit Christiana di Newark, Delaware, Senin (21/12/2020). Joe Biden usai menerima dosis pertama vaksin virus corona Pfizer-BioNTech. (AP Photo/Carolyn Kaster)

Liputan6.com, Washington, DC - Panel penasihat CDC di Amerika Serikat (AS) menolak vaksin booster COVID-19 untuk umum. Vaksin booster Pfizer hanya didukung untuk lansia berusia 65 tahun ke atas dan warga berisiko tinggi.

Dilansir NPR, Jumat (24/9/2021), panel itu mengambil voting dan hasilnya secara mayoritas mendukung bahwa booster hanya untuk kalangan khusus saja.

Selain lansia usia 65 tahun ke atas, warga usia 18 sampai 64 tahun juga didukung agar mendapatkan vaksin booster. Khusus usia 18-49 tahun, pasien diminta untuk konsutasi duu dengan dokter terkait benefit vaksin booster.

Rekomendasi FDA dan CDC adalah hal yang harus diikuti oleh provider vaksin. Dasar aturan itu terutama karena pemerintah telah membeli semua vaksin COVID-19 selama pandemi.

Sebelumnya, panel penasihat FDA juga hanya mendukung vaksin booster untuk warga lansia dan berisiko tinggi saja.

Gedung Putih menyambut positif perkembangan ini, meski sebenarnya ini berbeda dari rencana untuk memberikan vaksin booster ke semua kalangan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


AS Tambah Donasi Pfizer

Indonesia Kedatangan Vaksin Pfizer
Sebanyak 871.650 dosis vaksin Pfizer donasi dari Pemerintah Amerika tiba di Bandara Soekarno-Hatta, yang merupakan kedatangan vaksin COVID-19 tahap ke 75 pada Kamis, 23 September 2021. (Dok RYIADHY/INFOPUBLIK/Kementerian Komunikasi dan Informatika RI)

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden siap mendonasikan tambahan 500 juta dosis vaksin Pfizer ke seluruh dunia. Negara-negara tajir lainnya juga diajak menambah sumbangan.

"Kita tidak akan menyelesaikan krisis ini dengan ambisi setengah-setengah atau tengah-tengah. Kita perlu melakukan yang besar," kata Presiden Biden di acara Global COVID-19 Summit, dilaporkan NPR, Kamis (23/9).

Pada pertemuan itu, turut hadir Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, hingga Presiden Joko Widodo.

Sekjen PBB António Guterres turut hadir dan menekankan agar 40 persen warga seluruh dunia sudah divaksin COVID-19 di akhir 2021, dan 70 persen populasi negara di akhir 2022.

Pesan itu juga disampaikan oleh Gedung Putih melalui rilis resmi mereka.

Sekjen PBB mengingatkan bahwa baru tiga persen rakyat Afrika yang harus divaksinasi. Ia pun mengingatkan agar negara-negara berpendapatan tinggi membantu negara-negara pendapatan rendah.


Infografis Vaksin COVID-19:

Infografis Sertifikat Vaksin Covid-19 Jadi Syarat Bepergian? (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Sertifikat Vaksin Covid-19 Jadi Syarat Bepergian? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya