Liputan6.com, Jakarta - Data terbaru mengungkap besaran utang yang Indonesia terima dari China selama 2000-2017 (18 tahun). Utang itu diterima untuk pendanaan berbagai proyek.Â
Selama 2000-2017, Indonesia tercatat menerima utang dari China dengan grand total US$ 36 miliar (kurs 2017). Indonesia lantas meraih posisi lima sebagai penerima utang China terbanyak di dunia.Â
Baca Juga
Ungguli Meksiko, Indonesia Raih Posisi Keempat Dunia dalam Kecintaan Terhadap Bola Basket
Mudahkan Masyarakat, Tiga Institusi Perbankan Indonesia dan Perusahaan Pembiayaan Digital Bekerjasama
Gagal di Piala AFF 2024, Asisten Shin Tae-yong: Evaluasi Berlanjut, Pemain Timnas Indonesia Perlu Menyadari Kekurangannya
Data itu berasal dari laporan Banking on the Belt and Road yang rilis Kamis (29/9/2021). Laporan itu disusun oleh AidData yang menyusun daftar pinjaman dan hibah dari China selama 18 tahun itu.Â
Advertisement
Indonesia juga salah satu negara top penerima dana Belt and Road Initiative (BRI) alias Jalur Sutera Baru. Nilai proyek di Indonesia adalah tertinggi nomor dua.
Turut terkuak, Indonesia ada di peringkat pertama terkait jumlah proyek BRI yang mengancam lingkungan.
Butuh empat tahun bagi AidData untuk menyusun data tersebut, salah satunya karena China penuh rahasia. Uang yang diterima pada 2000-2017 masih diterapkan untuk proyek eksisting, termasuk Kereta Cepat Jakarta-Bandung.Â
Berikut rincian utang dan jumlah proyek yang diterima Indonesia:Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 6
Aliran Dana Utang
AidData mencatat jumlah dana fantastis yang China kucurkan lewat Other Official Flows (OOF). Mayoritas dana itu terdiri atas utang dan ekspor kredit.Â
"Asia adalah kawasan destinasi paling populer untuk transfer OOF China antara 2000 dan 2017," tulis laporan AidData.
Di daftar penerima OOF, Indonesia berada di posisi keenam dunia. Total yang diterima selama 18 tahun adalah US$Â 29,96 miliar.
Negara peminjam tertinggi di daftar OOF adalah Rusia dengan total US$ 125,3 miliar.Â
Sementara, jumlah bantuan atau Official Development Assistance (ODA) yang diterima Indonesia mencapai US 4,42 miliar. Indonesia masuk lima besar penerima hibah terbanyak dari China di dunia.
Turut pula terkuak bahwa jumlah utang (OOF) yang China salurkan lebih tinggi ketimbang hibah (ODA) ke berbagai negara. Ini berbeda dari Amerika Serikat yang justru komposisi ODA-nya lebih tinggi.
Advertisement
Utang di Jalur Sutera
Proyek BRI juga dipenuhi utang yang melimpah. Dari segi utang, Indonesia bahkan masuk tiga besar.Â
Indonesia meraih peringkat dua dalam daftar nilai proyek infrastruktur BRI yang sedang berjalan. Totalnya, Indonesia punya nilai proyek US$ 20,3 miliar per 2017. Peringkat satu adalah Pakistan dengan US$ 27,3 miliar.
Pada segi total proyek, Indonesia peringkat tiga dengan 71 proyek. Peringkat pertama dipegang Kamboja dengan 82 proyek.
AidData mencatat Indonesia berada di peringkat satu dalam daftar jumlah proyek BRI yang memberikan ancaman kepada lingkungan hidup. Tercatat, ada enam proyek yang dinilai memiliki masalah lingkungan.
Terkait skandal dan dugaan korupsi di proyek BRI, Indonesia berada di peringkat dua. Diduga, ada sembilan proyek bermasalah di Indonesia. Nilai proyek yang bermasalah itu mencapai US$ 5,2 miliar.
Secara keseluruhan di berbagai negara, AidData berkata 35 persen proyek BRI mengalami masalah.Â
"Kami menemukan bahwa 35 persen porfolio proyek infrastruktur BRI telah menghadapi masalah implementasi besar," tulis laporan tersebut.
Sumber Dana
Berikut beberapa institusi keuangan top China yang memberikan utangnya ke luar negeri, termasuk ke Indonesia:Â
- China Development Bank (CDB)
- Export-Import Bank of China
- Gabungan lembaga-lembaga negara
- Industrial and Commercial Bank of China (ICBC)
- China Natoinal Petroleum Corporation (CNPC)
- Bank of China
- China Construction Bank Corporation (CCB)
Advertisement