Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia dan Turki bertemu pada Rabu 29 September 2021. Vladimir Putin dan Reccep Tayyip Erdogan memulai pembicaraan untuk membatasi kekerasan baru di Suriah barat laut dan kemungkinan memperluas penjualan sistem pertahanan militer Moskow ke Ankara meskipun ada keberatan dari AS.
Pembicaraan keduanya berlangsung di resor Laut Hitam Rusia Sochi, Moskow, Rusia.
Baca Juga
Kremlin mengatakan bahwa Presiden Vladimir Putin mengakhiri periode isolasi mandiri (isoman) terkait pencegahan Virus Corona COVID-19, dengan bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Advertisement
Para pejabat Turki mengatakan sebelum pertemuan bahwa Erdogan akan menekan Putin untuk kembali ke gencatan senjata yang disepakati tahun lalu, untuk mengakhiri serangan tentara Rusia dan Suriah terhadap pejuang yang didukung Turki di wilayah Idlib Suriah.
"Langkah-langkah yang kita ambil bersama mengenai Suriah sangat penting. Perdamaian di sana bergantung pada hubungan Turki-Rusia," kata Erdogan kepada Putin di awal pembicaraan mereka seperti dikutip dari Arab News, Kamis (30/9/2021).
Putin hanya mengacu pada Suriah dalam komentar pembukaannya, dengan mengatakan bahwa itu adalah salah satu bidang di mana kedua negara bekerja sama dengan cukup berhasil.
Pemimpin Rusia itu mengatakan negosiasi dengan Turki terkadang sulit, tetapi kedua negara telah belajar bagaimana menemukan kompromi yang saling menguntungkan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Topik Pembicaraan yang Ditentang AS
Pembelian potensial Turki untuk lebih banyak baterai rudal S-400 Rusia juga ada dalam agenda, sesuatu yang telah jelas ditentang oleh Washington.
Dalam referensi yang jelas mengarah ke Amerika, Erdogan mengatakan kepada Putin bahwa dia ingin membahas kerja sama pertahanan lebih lanjut terlepas dari keberatan AS.
"Di Majelis Umum PBB, orang-orang biasa secara khusus bertanya kepada kami tentang isu-isu tertentu secara khusus tentu saja," kata Erdogan kepada Putin.
“Bagaimanapun, kami memberi mereka respons yang diperlukan. Tidak mungkin bagi kita untuk mundur dari langkah yang kita ambil. Saya terutama percaya ini: Sangat penting bagi kami untuk melanjutkan memperkuat hubungan Turki-Rusia setiap hari."
Anggota NATO, Turki membeli baterai rudal S-400 Rusia pada 2019, memicu sanksi AS terhadap industri pertahanannya.
Advertisement