Liputan6.com, Beijing - Pihak berwenang di China Utara memberlakukan kembali lockdown dan tindakan darurat lainnya untuk memberhentikan penyebaran Virus Corona COVID-19. Pejabat kesehatan China memperingatkan wabah yang kian memburuk setelah negara itu mencatat lebih dari 100 kasus baru di 11 provinsi selama seminggu terakhir.
Dilansir CNN, Senin (15/10/2021), "Sejak 17 Oktober, ada beberapa wabah lokal yang tersebar di China, dan mereka berkembang pesat," kata Mi Feng, juru bicara Komisi Kesehatan Nasional (NHC), pada konferensi pers hari Minggu.
"Ada peningkatan risiko bahwa wabah akan menyebar lebih jauh. Penyebaran akan tetap terjadi secara cepat meskipun sekitar 75% populasi China atau lebih telah vaksinasi COVID-19 dosis penuh," menurut Mi.
Advertisement
Â
Baca Juga
Kasus wabah terbaru COVID-19 di China terhitung tidak ada artinya dibandingkan dengan beberapa negara lain, termasuk Singapura dan Inggris. Tetapi cakupan penyebarannya telah mengkhawatirkan pemerintah China, yang bersikeras pada kebijakannya untuk menanggulangi COVID-19 secara ketat hingga Zero COVID-19-19.
Wabah terbaru COVID-19 terdeteksi pertama kali pada tanggal 16 Oktober, di antara kelompok wisata warga lanjut usia yang divaksinasi penuh dari Shanghai yang melakukan perjalanan ke beberapa wilayah utara. Di antara 133 infeksi yang dilaporkan pada hari Minggu, 106-nya terkait dengan 13 grup wisata, menurut Mi, pejabat kesehatan NHC.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Persiapan Olimpiade Musim Dingin 2022
Infeksi COVID-19 telah dilaporkan hampir di sepertiga provinsi dan wilayah negara itu, dengan tingkat konsentrasi risiko menengah hingga tinggi, di Mongolia Dalam, Gansu, Ningxia, Guizhou, dan Beijing. Pihak berwenang juga telah melarang agen perjalanan menyelenggarakan tur lintas provinsi di wilayah ini.
Pada hari Minggu, ibu kota China memperketat pembatasan masuk ke kota. Mengharuskan bagi para pelancong yang datang dari tempat-tempat dengan kasus COVID-19 yang sudah dikonfirmasi untuk menunjukkan hasil tes negatif virus tersebut dan menjalani pemantauan kesehatan selama 14 hari.
Ibu kota China ini telah mencatat 14 kasus yang dikonfirmasi dalam wabah terbaru, termasuk 12 selama tiga hari terakhir, menurut penghitungan CNN dari laporan harian Komisi Kesehatan Kota Beijing.
Wabah COVID-19 yang meluas di Beijing adalah hal terakhir yang ingin dilihat oleh para pemimpin China ketika kota itu bersiap untuk Olimpiade Musim Dingin 2022 pada bulan Februari mendatang.
Bulan depan, anggota Komite Sentral elit Partai Komunis yang berkuasa juga akan berkumpul di ibukota untuk pertemuan tahunan mereka, yang membuka jalan bagi Presiden Xi Jinping untuk tetap berkuasa di masa jabatan ketiga pada kongres partai musim gugur mendatang.
Advertisement
Penundaan Acara Maraton
Pihak berwenang di Beijing sejauh ini sudah membuat contoh enam warga yang diduga melanggar aturan COVID-19 dengan penahanan kriminal.
Di antara mereka, dua orang pergi makan dan mengundang teman-teman ke rumah untuk main mahyong meskipun mengalami demam setelah kembali dari tujuan wisata yang terinfeksi COVID-19 di Mongolia Dalam. Dua lainnya mencoba memanjat pagar komunitas mereka yang sudah terkunci.
Kota itu juga menunda acara maraton yang semula dijadwalkan pada tanggal 31 Oktober, dan belum ada peresmian tanggal baru untuk acara tersebut.
Bahkan di tempat lain, respons penanggulangan COVID-19 jauh lebih ketat.
Beberapa Kota Menanggulangi Penyebaran Virus COVID-19
Ejin Banner, sebuah kota berpenduduk 35.000 orang di Mongolia Dalam dan tujuan wisata populer, melarang semua penduduk dan turis meninggalkan rumah atau kamar hotel mereka mulai Senin, setelah mencatat 12 kasus pada Minggu.
Kota itu juga mengumumkan hukuman keras untuk enam pejabat, termasuk direktur komisi kesehatan setempat, atas "tanggapan yang lamban dan manajemen yang tidak efektif" dari wabah terbaru.
Di provinsi tetangga Gansu, ibu kota provinsi Lanzhou juga mengumumkan langkah-langkah selama akhir pekan untuk "menghentikan semua kegiatan wisata" dan menempatkan pengunjung di karantina.
Kedua kota, serta beberapa kota lainnya di Mongolia Dalam dan Gansu, telah menghentikan semua layanan kereta api, bus, dan taksi, menurut Kementerian Perhubungan.
Penulis : Azarine Natazia
Â
Â
Advertisement