Jokowi Khawatir dengan Kapal Selam Nuklir Australia

Jokowi ingin Australia dan ASEAN kompak lindungi kawasan, tapi ia khawatir dengan kapal selam bertenaga nuklir Australia.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 27 Okt 2021, 19:51 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2021, 18:55 WIB
Presiden Jokowi di KTT ASEAN 2021.
Presiden Jokowi di KTT ASEAN 2021. Dok: Sekretariat Presiden

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak agar adanya kolaborasi lebih erat antara negara-negara ASEAN dan Australia dalam menjaga perdamaian kawasan. Ia menyebut stabilitas hanya akan terjadi jika kedua pihak bisa kompak. 

"Dengan kekuatan ini, saya yakin tidak akan ada perdamaian dan stabilitas kawasan tanpa ASEAN," ujar Presiden Jokowi saat berpidato pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-1 ASEAN-Australia secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Rabu (27/10/2021).

Namun, Jokowi mengaku resah dengan kapal selam bertenaga nuklir Australia. Kapal itu adalah hasil kerja sama antara Amerika Serikat, Inggris, dan Australia (AUKUS). 

Presiden Jokowi menilai AUKUS dan pengembangan kapal selam nuklir Australia yang dinilai dapat memantik makin tingginya rivalitas di kawasan. Padahal, Jokowi lebih memilih budaya perdamaian ketimbang lomba persenjataan. 

"Kita harus mampu membangun culture of conflict menjadi culture of peace, trust deficit menjadi strategic trust," ungkap Presiden Jokowi.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Rivalitas Kekuatan Besar Makin Mengemuka

Jokowi menyampaikan tiga harapan terkait hubungan antara ASEAN dengan Amerika Serikat (AS) ke depan dalam pidatonya saat menghadiri KTT ke-9 ASEAN-AS yang digelar secara virtual, Selasa, 26 Oktober 2021.
Presiden Jokowi menyampaikan tiga harapan terkait hubungan antara ASEAN dengan Amerika Serikat (AS) ke depan dalam pidatonya saat menghadiri KTT ke-9 ASEAN-AS yang digelar secara virtual, Selasa, 26 Oktober 2021.

Jokowi ingin ASEAN benar-benar dapat menjadi lokomotif stabilitas dan kesejahteraan kawasan. Jokowi melihat 2021 bukan tahun yang mudah bagi ASEAN.

"Kita hidup dalam situasi yang sangat dinamis, dimana rivalitas antara kekuatan besar menjadi makin mengemuka," ujar Jokowi.

Dia meminta agar ASEAN tidak hanyut dengan jargon-jargon yang membuat terlena. Jokowi mendorong negara-negara di Asia Tenggara bekerja keras untuk memperkuat kesatuan dan sentralitas ASEAN.

"Kita harus segera memperkuat kapasitas dan efektivitas kelembagaan ASEAN," ucapnya.

Oleh karena itu, Gugus Tugas Tingkat Tinggi yang akan mulai bekerja tahun depan dalam mengembangkan Visi ASEAN pasca 2025 juga perlu membahas rekomendasi penguatan ASEAN. Indonesia, kata Jokowi, berharap dapat menerima rekomendasi tersebut pada akhir 2021 serta mengambil keputusan untuk penerapannya di 2023.

"Dengan demikian, ASEAN akan siap dan segera lepas landas untuk mewujudnyatakan Visi Baru pasca-2025," kata dia.

"Indonesia telah menyampaikan _concept paper_ bagi pembahasan mengenai penguatan ASEAN. Saya sangat menghargai dukungan para pemimpian ASEAN terhadap inisiatif Indonesia ini,” sambung Jokowi.

Infografis Sorotan 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin

Infografis Sorotan 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Sorotan 2 Tahun Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya