Aksi Perampokan Meningkat di Afghanistan Usai Taliban Berkuasa

Warga ibu kota Kabul, Afghanistan, menyebut perampokan bersenjata semakin sering usai Taliban berkuasa.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 28 Okt 2021, 11:00 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2021, 11:00 WIB
Potret Pasukan Khusus Taliban
Pasukan khusus Taliban tiba di dalam Bandara Internasional Hamid Karzai setelah penarikan militer AS, di Kabul, Afghanistan, Selasa (31/8/2021). Taliban menguasai penuh bandara internasional Kabul pada Selasa, setelah pesawat AS meninggalkannya landasan pacu. (AP Photo/Khwaja Tawfiq Sediqi)

Liputan6.com, Kabul - Warga Afghanistan (Emirat Islam Afghanistan) meminta pemerintah Taliban untuk lebih aktif melawan aktivitas kriminal. Perampokan bersenjata dilaporkan makin sering terjadi di ibu kota Kabul.

Berdasarkan laporan Tolo News, Kamis (28/10/2021), warga Kabul menyebut perampokan mulai meningkat di selama beberapa pekan terakhir. Awalnya, mereka mengira kejahatan akan berkurang setelah Taliban berkuasa.

"Tak seperti ekspektasi kami, sayangnya pencurian dan penculikan masih terjadi dan tidak dicegah," ujar warga Kabul bernama Shuja.

Sentimen serupa diucapkan oleh Mohammad Yunus karena aksi kriminal masih sering terjadi.

Kementerian Dalam Negeri berkata dalam dua pekan ada 100 orang yang ditangkap karena beragam kejahatan, termasuk pencurian dan penculikan.

"Lebih dari 100 orang ditahan hanya dalam 15 hari terakhir," ujar Saayed Khosti, jubir Kemdagri.

Intelijan Emirat Islam pun meminta warga Kabul terus bekerja sama dengan pihak berwenang agar bisa mencegah aksi kriminal dan menangkap penjahat di Kabul.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Taliban Akan Bentuk Pasukan Bersenjata Baru, Apa Respons Komunitas Internasional?

FOTO: Taliban Duduki Istana Kepresidenan Afghanistan
Pejuang Taliban menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Afghanistan, Minggu (15/8/2021). Taliban menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan setelah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu. (AP Photo/Zabi Karimi)

Pemerintah Afghanistan yang dipimpin Taliban pada Senin 25 Oktober 2021 mengumumkan akan membentuk angkatan bersenjata baru untuk negara itu. Di dalamnya selain anggota Taliban juga termasuk tentara dari militer rezim sebelumnya.

Mantan militer Afghanistan dan pemerintah yang didukung Barat runtuh pada 15 Agustus ketika Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara tersebut saat Taliban mengambil alih kendali dalam serangan kilat. Sementara AS dan sekutunya menarik pasukan setelah 20 tahun di Afghanistan.

Pada September, Taliban menunjuk pemerintah sementara di Afghanistan, menyatakan negara itu sebagai emirat Islam.

Menteri Pertahanan Mullah Mohammed Yaqoob, putra pendiri Taliban Mullah Omar, mengumumkan pembentukan angkatan bersenjata baru pada Minggu 24 Oktober, dalam pesan audio yang dirilis kementerian pertahanan.

Dia mengatakan, kementerian bermaksud untuk menciptakan tentara nasional dan independen, dengan kemampuan darat dan udara untuk "membela negara dengan nilai-nilai tinggi", dan akan mencoba melengkapinya dengan senjata modern.

Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan kepada Arab News yang dikutip Selasa (26/11), "Tentara adalah prioritas dan kebutuhan mendesak negara. Imarah Islam akan bekerja untuk membentuk pasukan yang diberdayakan yang akan bertanggung jawab untuk melindungi warga Afghanistan dan akan memiliki kemampuan untuk mempertahankan perdamaian Afghanistan dengan cara apa pun."

Dia mengatakan, tentara baru akan terdiri dari anggota Taliban dan tentara dari rezim sebelumnya.

"Tentara ini akan dibentuk dari pasukan baru dan juga pasukan yang bertugas di Tentara Nasional Afghanistan. Kami akan bekerja sama untuk membentuk tentara yang kuat dari kedua kekuatan yang melayani dan telah melayani Afghanistan," tambah Mujahid.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya