Liputan6.com, Glasgow - Lebih dari 100 pemimpin global pada Senin malam (1/11) berjanji untuk menghentikan dan membalikkan deforestasi dan degradasi lahan pada akhir dekade ini. Upaya ini didukung oleh dana publik dan swasta senilai US$19 miliar untuk berinvestasi dalam melindungi dan memulihkan hutan.
Pernyataan bersama pada pembicaraan iklim KTT COP26 di Glasgow didukung oleh para pemimpin negara termasuk Brasil, Indonesia dan Republik Demokratik Kongo, yang secara kolektif menyumbang 85 persen dari hutan dunia. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (2/11/2021).
Baca Juga
Deklarasi para pemimpin di Glasgow tentang Hutan dan Penggunaan Lahan akan mencakup hutan seluas lebih dari 33,6 juta km persegi, menurut pernyataan dari kantor perdana menteri Inggris atas nama para pemimpin.
Advertisement
"Kita akan memiliki kesempatan untuk mengakhiri sejarah panjang umat manusia sebagai penakluk alam, dan sebagai gantinya menjadi penjaganya," kata pemimpin Inggris Boris Johnson, menyebutnya sebagai kesepakatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Sejumlah inisiatif tambahan pemerintah dan swasta diluncurkan pada hari Selasa untuk membantu mencapai tujuan itu, termasuk miliaran janji untuk penjaga hutan adat dan pertanian berkelanjutan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pentingnya Pemulihan Hutan
Hutan menyerap sekitar 30 persen emisi karbon dioksida, menurut lembaga nirlaba World Resources Institute (WRI). Hutan mengambil emisi dari atmosfer dan mencegahnya dari pemanasan iklim.
Namun penyangga iklim alami ini dengan cepat menghilang. Dunia kehilangan 258.000 km persegi hutan pada tahun 2020, menurut inisiatif pelacakan deforestasi WRI, Global Forest Watch. Itu adalah wilayah yang lebih besar dari Inggris.
Kesepakatan para pemimpin memperluas komitmen serupa yang dibuat oleh 40 negara sebagai bagian dari Deklarasi Hutan New York 2014 dan melangkah lebih jauh dari sebelumnya dalam menyusun sumber daya untuk mencapai tujuan itu.
Berdasarkan perjanjian tersebut, 12 negara termasuk Inggris telah berjanji untuk menyediakan dana publik sebesar £8,75 miliar (US$12 miliar) antara tahun 2021 dan 2025 untuk membantu negara-negara berkembang, termasuk dalam upaya memulihkan lahan terdegradasi dan mengatasi kebakaran hutan.
Setidaknya £5,3 miliar lebih lanjut akan disediakan oleh lebih dari 30 investor sektor swasta termasuk Aviva, Schroders dan AXA.
Para investor, yang mewakili US$8,7 triliun dalam aset yang dikelola, juga berjanji untuk berhenti berinvestasi dalam kegiatan yang terkait dengan deforestasi pada tahun 2025.
Lima negara, termasuk Inggris dan Amerika Serikat, dan sekelompok badan amal global juga berjanji untuk menyediakan US$1,7 miliar dalam pembiayaan untuk mendukung konservasi hutan masyarakat adat dan untuk memperkuat hak atas tanah mereka.
Advertisement