Liputan6.com, Kabul - Serangan teroris yang dilakukan oleh afiliasi ISIS di Afghanistan telah menyebarkan ketakutan pada warga.
"Saya sangat senang setelah pengambilalihan Taliban Agustus karena saya percaya bahwa serangan bunuh diri dan ledakan bom tidak akan terjadi lagi. Tapi harapan saya untuk perdamaian hancur karena kami telah menyaksikan serangkaian ledakan bom dan pembunuhan dalam beberapa pekan terakhir," kata warga Kabul, Sayyed Hashmat, kepada Xinhua.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya pada Rabu (3/11), kelompok teroris ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan di rumah sakit militer terbesar di negara itu di ibu kota Kabul.
Serangan itu terjadi pada Selasa (2/11) ketika lima anggota ISIS bersenjatakan senjata dan jaket bom bunuh diri menyerbu Rumah Sakit Sardar Mohammad Daud Khan dan menewaskan banyak orang, termasuk tiga wanita, seorang anak," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid dikonfirmasi di media sosial.
Setidaknya dua penyerang meledakkan jaket bunuh diri mereka di gerbang dan di halaman rumah sakit.
Di antara yang tewas adalah Maulvi Hamdullah, seorang anggota kunci Taliban yang memimpin serangan balik, menurut berbagai sumber.
Hamdullah adalah tokoh Taliban pertama yang memasuki istana kepresidenan Afghanistan setelah pengambilalihan Taliban pada 15 Agustus ketika mantan pejabat pemerintah meninggalkan negara itu.
Sedikitnya 20 orang terluka dalam ledakan dan baku tembak, menurut sebuah rumah sakit darurat yang dikelola Italia di Kabul, Afghanistan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Klaim ISIS Atas Sejumlah Serangan
Kelompok ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas beberapa serangan mematikan di seluruh negeri sejak pertengahan Agustus 2021.
Pada 26 Agustus, kelompok itu mengklaim serangan bunuh diri mematikan di gerbang Bandara Internasional Kabul yang menewaskan sekitar 180 orang, termasuk 13 tentara AS, dan melukai lebih dari 200 lainnya ketika operasi evakuasi pimpinan AS sedang berlangsung.
Kelompok itu juga melancarkan tiga bom bunuh diri terhadap masjid-masjid di Kabul, Kunduz utara dan provinsi Kandahar selatan, menewaskan lebih dari 100 orang dan melukai hampir 250 lainnya.
Juga pada Selasa kemarin, Hijratullah Khogianiwal, seorang aktivis masyarakat sipil dan saudaranya tewas setelah orang-orang bersenjata yang mengendarai kendaraan menembaki mereka di Jalalabad, menurut laporan media lokal.
Sementara itu, warga Kabul lainnya dan pegawai pemerintah, Naqibullah Haidari, mengatakan kepada Xinhua bahwa ISIS tidak hanya menyerang orang-orang yang tidak bersalah saat ini, tetapi mereka juga telah membunuh banyak orang selama pemerintahan sebelumnya.
"Saya tidak tahu apa yang terjadi di negara saya. Kami muak dengan pembunuhan dan ledakan terus-menerus. Semua kelompok mengklaim mereka baik-baik saja dan bekerja untuk Islam. Tapi mereka membunuh kebanyakan orang tak bersalah," kata seorang warga.
"Menyerang warga sipil, jamaah di masjid, dan fasilitas umum seperti rumah sakit itu tidak bermoral dan tidak ada pembenarannya," tambahnya.
Advertisement