Liputan6.com, New Delhi - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah memberikan persetujuan untuk penggunaan darurat vaksin COVID-19 buatan India, Covaxin.
Dilansir dari laman BBC, Kamis (4/11/2021), vaksin tersebut disahkan di India pada Januari, sementara saat uji klinis fase ketiga masih berlangsung, memicu beberapa kekhawatiran dan kritik.
Advertisement
Baca Juga
Bharat Biotech, perusahaan yang membuat vaksin COVID-19 telah menerbitkan data yang menunjukkan kemanjuran hingga 78%.
Dalam sebuah unggahan Twitter. WHO mengatakan bahwa mereka yakin manfaatnya jauh lebih besar daripada resiko.
Beberapa ahli telah menunjuk persetujuan jalur cepat dan data yang tidak lengkap, tetapi ketua perusahaan, Dr Krishna Ella, mengatakan vaksin itu "200% aman".
Panel ahli WHO, yang mengesahkan persetujuan darurat, telah meminta lebih banyak data bulan lalu saat memeriksa aplikasi yang diajukan Bharat Biotech pada bulan Juli.
Dalam persetujuan tersebut dikatakan:
1. Vaksin direkomendasikan untuk digunakan dalam 2 dosis, dengan interval dosis empat minggu, pada semua kelompok usia 18 tahun ke atas.
2. Covaxin memiliki 78% kemanjuran melawan Covid-19 dengan tingkat keparahan apa pun, 14 hari atau lebih setelah dosis kedua, dan sangat cocok untuk negara berpenghasilan rendah dan menengah karena persyaratan penyimpanan yang mudah.
3. Data yang tersedia tentang vaksinasi perempuan hamil dengan vaksin tidak cukup untuk menilai keamanan atau kemanjuran vaksin terhadap kehamilan.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Covishield, Vaksin yang Paling Populer di India
Persetujuan tersebut juga membuat lega puluhan juta orang India yang telah menerima vaksinasi – sejauh ini, India telah memberikan lebih dari 105 juta dosis Covaxin – dan menjadi peyemangat untuk Bharat Biotech.
Bagaimana vaksin tersebut akan berperan terhadap pembatasan perjalanan orang India yang sudah divaksinasi masih belum jelas.
Covishield, Astrazeneca versi India, tetap menjadi vaksin yang paling populer.
Covishield telah disetujui oleh WHO. Namun, Inggris baru mengakui vaksin tersebut setelah penolakannya yang memicu kemarahan di India.
Sejauh ini, India telah memberi vaksinasi penuh terhadap lebih dari 235 juta orang – sekitar seperempat dari populasi yang memenuhi syarat.
Sekitar 653 juta orang (70%) telah mendapatkan setidaknya satu dosis vaksin COVID-19 sejauh ini.
Â
Reporter: Ielyfia Prasetio
Advertisement