Laporan WHO: Angka Kematian Akibat COVID-19 Eropa Paling Banyak di Dunia

WHO melaporkan, jumlah penularan baru di Eropa naik sebanyak 7 persen pada pekan lalu, diikuti dengan kenaikan jumlah kematian sebesar 10 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Nov 2021, 18:26 WIB
Diterbitkan 12 Nov 2021, 09:03 WIB
Di Ukraina, Skeptisisme Vaksin Mendorong Lonjakan Covid-19 yang Mematikan
Perawat memberikan bantuan medis kepada pasien Covid-19 di dalam unit perawatan intensif sebuah rumah sakit di Kiev pada 1 November 2021. Salah satu negara termiskin di Eropa, Ukraina, telah dilanda lonjakan infeksi varian Delta yang lebih menular dari virus corona lain. (Sergei SUPINSKY/AFP)

Liputan6.com, London - Dalam laporan mingguan epidemi COVID-19 terbaru, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa Eropa sekali lagi memimpin dunia dalam persentase kasus COVID-19 baru dan kematian akibat penyakit yang disebabkan virus corona ini.

WHO melaporkan, jumlah penularan baru di Eropa naik sebanyak 7 persen pada pekan lalu, diikuti dengan kenaikan jumlah kematian sebesar 10 persen.

Afrika adalah satu-satunya wilayah lain yang melaporkan peningkatan kasus baru, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (11/11/2021).

Kanselir Jerman Angela Merkel pada Rabu (10/11) menyerukan pertemuan mendesak dengan para gubernur negara bagian, setelah Institut Robert Koch untuk Penyakit Menular melaporkan jumlah rekor baru penularan COVID-19 harian di negara tersebut.

Juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Seibert, mengatakan kepada kantor berita DPA bahwa penyakit itu kini "menyebar secara dramatis," dan upaya "tanggap cepat dan terpadu" diperlukan untuk mengatasi situasi yang sedang berlangsung.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Situasi Rumit di Eropa

Di Ukraina, Skeptisisme Vaksin Mendorong Lonjakan Covid-19 yang Mematikan
Tenaga medis ber-APD meninggalkan unit perawatan intensif sebuah rumah sakit yang merawat pasien COVID-19 di Kiev pada 2 November 2021. Salah satu negara termiskin di Eropa, Ukraina, telah dilanda lonjakan infeksi varian Delta yang lebih menular dari virus corona lain. (Sergei SUPINSKY/AFP)

Seibert juga mengatakan bahwa Merkel terlibat dalam diskusi intensif dengan para menteri, pemerintah daerah, dan kemungkinan partai koalisi pada masa depan mengenai situasi pandemi di Jerman.

Sejalan dengan WHO, Komisi Eropa, yang merupakan cabang eksekutif Uni Eropa, mengakui bahwa telah terjadi peningkatan jumlah kasus COVID-19 di Eropa dalam konferensi pers pada Rabu (10/11) di Brussels.

Juru bicara Komisi Eropa, Dana Spinant, menggambarkan situasi yang terjadi saat ini "rumit" dan dapat "berubah dengan cepat." Ia menambahkan, negara-negara anggota Uni Eropa sedang membicarakan langkah-langkah yang perlu diambil selanjutnya untuk mengatasi pandemi yang sedang terjadi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya