Liputan6.com, Jakarta - Pembantaian brutal dan cepat dilakukan oleh lebah raksasa saat menyerang sarang lebah madu. Lebah pembunuh penghancur sarang turun secara massal setelah mengidentifikasi target sarang.
Membunuh lebah dewasa yang bertahan dan memanen induk lebah untuk memberi makan anak mereka sendiri, para lebah penghancur sarang (lebah raksasa) dapat memusnahkan sarang dalam hitungan jam.
Advertisement
Baca Juga
Dilansir CNN, Minggu (14/11/21) lebah raksasa itu berasal dari Asia. Namun, muncul pertama kali pada tahun 2019 di Amerika Serikat.
Lebah madu memiliki strategi bertahan hidup mereka sendiri, termasuk sinyal peringatan unik dan hingar bingar yang memicu pertahanan.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kata Ahli Mengenai Sinyal Peringatan
"Saya merasakan reaksi mendalam ketika saya mendengar mereka karena jelas bahwa lebah gelisah," kata Heather Mattila, seorang profesor di departemen ilmu biologi Wellesley College, yang merupakan bagian dari tim ilmuwan yang mengidentifikasi suara peringatan.
Dia menggambarkan sinyal peringatan, yang dikenal sebagai "pipa antipredator," sebagai keras dan berisik, dengan durasi dan nada yang berbeda mirip dengan jeritan, jeritan dan panggilan panik yang digunakan oleh mamalia seperti primata dan meerkat ketika mereka takut.
Peneliti mengatakan suara itu tampaknya digunakan oleh lebah madu Asia (Apis cerana) hanya ketika lebah raksasa menyerang koloni di Vietnam yang dipelajari oleh tim.
Advertisement
Suara Peringatan Lebah
Mettila mengatakan bahwa lebah tidak akan mengeluarkan suara jika tidak ada lebah raksasa. Namun berbeda jika lebah madu mencium bau lebah raksasa berada tepat di luar sarangnya.
Sinyal tersebut digunakan untuk memicu beberapa mekanisme pertahanan yang dimiliki lebah madu di gudang senjata mereka untuk melawan lebah pembunuh, kata Mattila.
Â
Penulis: Alicia Salsabila
Infografis Covid-19 Delta Plus Terdeteksi di Indonesia
Advertisement