Liputan6.com, Nyircsaszari - Seorang pria Hungaria nekat melompat di rel kereta api dan membiarkan kedua kakinya tergiling oleh roda logam moda transportasi itu, demi mengklaim asuransi lebih dari US$ 3,2 juta atau setara Rp 45,5 miliar.
Sandor Cs seorang pria berusia 54 tahun dari Desa Nyircsaszari di Hungaria, kehilangan kedua kakinya dalam insiden mengerikan pada tahun 2014.
Advertisement
Baca Juga
Dia mengklaim bahwa pada hari nahas tanggal 30 Juli 2014, ia sedang berjalan di dekat rel kereta api ketika tiba-tiba menginjak pecahan kaca yang menyebabkan dia kehilangan keseimbangan dan jatuh di depan kereta yang melaju kencang.
Cedera pada kedua kakinya sangat parah sehingga dia harus mengamputasi dua lutut ke bawah, dan dia menghabiskan waktu berbulan-bulan di kursi roda sebelum mendapatkan kaki palsu, demikian dikutip dari odditycentral, Selasa (16/11/2021).
Namun, perusahaan asuransi telah menghabiskan tujuh tahun terakhir mengumpulkan bukti dalam upaya untuk mencari tahu bahwa Sandor rela melakukan hal itu demi uang.
Pihak berwenang Hungaria mulai mencurigai bahwa kasus Sandor Cs. tidak sepenuhnya terbuka di mana ia telah mengambil 14 polis asuransi jiwa berisiko tinggi pada tahun menjelang "kecelakaan" keretanya.
Tapi 14 polis asuransi itu bukan satu-satunya bukti jaksa. Kondektur kereta yang awalnya mengkonfirmasi bahwa Sandor jatuh di depan kendaraan yang bergerak kemudian mengubah kesaksiannya, mengklaim bahwa pria itu sengaja melemparkan dirinya ke depan kereta.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Bukan Kasus Pertama
Istri Sandor Cs. mencoba mengajukan klaim asuransi segera setelah kejadian, tetapi perusahaan menolak untuk membayar.
Sekarang, mereka kemungkinan tidak perlu membayar sepeser pun, setelah pengadilan memutuskan pada 9 November bahwa pria berusia 54 tahun itu berjalan ke rel kereta api dengan sengaja untuk mempertahankan cedera tubuh dan kemudian mengklaim US$ 3,2 juta dalam pembayaran asuransi.
"Saya merasa putusan itu sangat aneh, tentu saja tidak seperti yang saya harapkan, saya kecewa," kata Cs. "Saya perlu melihat ini sampai akhir karena sebagaimana adanya, ini tidak benar, dan pengadilan harus merasakan hal yang sama."
Meskipun cerita ini tampak mengejutkan, ini sebenarnya bukan pertama kalinya terjadi.
Tahun lalu, seorang wanita muda Slovenia menerima hukuman penjara karena diduga memotong lengannya untuk menguangkan pembayaran asuransi.
Lalu ada kasus seorang wanita Vietnam yang membayar seseorang untuk memotong anggota tubuhnya, sehingga dia bisa mengklaim sekitar US$ 180.000 dalam pembayaran asuransi.
Advertisement