Ilmuwan Inggris Pakai Ragi Hibrida untuk Bentuk Rasa dalam Pembuatan Bir

Jenis ragi yang digunakan dalam proses fermentasi mempengaruhi bagaimana rasa bir setelah diseduh.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 18 Nov 2021, 14:03 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2021, 14:03 WIB
Ilustrasi bir
Ilustrasi bir. Sumber foto: unsplash.com/Paloma A..

Liputan6.com, Manchester - Para ilmuwan di universitas Manchester dan Leicester mengembangkan ragi yang akan memberi rasa baru pada bir, upaya yang hendak dikembangkan pembuat bir sejak 1800-an.

Para ilmuwan Inggris mengungkapkan dalam penelitian bahwa mereka telah mengembangkan strain ragi hibrida subur yang unik, demikian dikutip dari laman Xinhua, Kamis (18/11/2021).

Hal ini pada akhirnya menawarkan pilihan baru dan menarik untuk rasa, aroma, dan proses pembuatan bir untuk industri minuman.

Jenis ragi yang digunakan dalam proses fermentasi mempengaruhi bagaimana rasa bir setelah diseduh.

"Saat ini ada dua kategori utama ragi, ale dan lager, ditambah ratusan variasi yang digunakan oleh pembuat bir modern dalam industri global yang sedang berkembang pesat," kata pada ilmuwan dalam studi mereka.

"Jenis ragi hibrida yang baru dibuat telah terbukti berhasil berkembang biak dan menghasilkan keturunan dengan karakteristik spesifik yang diinginkan yang diperlukan untuk proses pembuatan minuman," tambahnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Hibrida Ragi

FOTO: Antusiasme Warga Prancis Menyambut Pembukaan Kembali Kafe dan Restoran
Pelanggan minum bir di teras kafe di Paris, Prancis, Rabu (19/5/2021). Prancis kembali membuka kafe dan restoran pada 19 Mei 2021 setelah ditutup lebih dari enam bulan karena pandemi virus corona COVID-19. (AP Photo/Lewis Joly)

Daniela Delneri, profesor genomik evolusioner di Institut Bioteknologi Manchester, dan timnya telah berhasil memproduksi hibrida ragi yang subur dengan sifat genetik yang beragam.

Dia berkata: "Penelitian ini menangani masalah mendasar dari sterilitas hibrida dan pemuliaan multigenerasi. Dengan rekan saya Profesor Ed Louis di Universitas Leicester, kami mampu mengatasi hambatan spesies dan menunjukkan dengan tepat sifat-sifat genetik yang unik untuk hibrida."

"Teknologi ini memiliki kemampuan untuk merevolusi praktik saat ini dengan memungkinkan penciptaan cepat ragi yang dirancang secara efisien yang mampu membawa sifat-sifat spesifik, baru, dan penting."

Delneri mengatakan kepada Xinhua: "Misalnya, hibrida ragi termasuk ciri-ciri dari spesies yang baru ditemukan dan dapat menambahkan aroma cengkeh pedas ke aroma akhir produk fermentasi."

Selain membuka peluang dalam produksi makanan dan minuman, pendekatan ini dapat digunakan untuk mengembangkan "pabrik sel" ragi baru yang dapat digunakan di bidang bioteknologi industri untuk membuat biomanufaktur obat-obatan, bahan kimia dan bahan bakar secara berkelanjutan, katanya.

"Penelitian ini menunjukkan bagaimana potensi untuk meningkatkan keanekaragaman hayati alami dan mengembangkan hibrida baru lebih besar dari yang diharapkan dan akan menawarkan cara baru bagi industri untuk menghasilkan pilihan konsumen yang baru dan menarik," tambahnya.

Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris

Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Varian Baru Virus Corona Hantui Inggris. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya